Sukses

Ogah Serahkan Tas Branded Puluhan Juta Rupiah, Orang Ini Berani Lawan Rampok

Perampok sempat lepaskan empat tembakan dengan senjata api, orang ini tetap pertahankan tas branded miliknya.

Liputan6.com, Jakarta - Adalah Jerad Kluting, lelaki asal Michigan, Amerika Serikat, yang pada Selasa, 14 Mei 2019, memutuskan untuk berjalan menuju rumah menjinjing tas branded yang biasa dipakai. "Saya mengambil rute yang sama untuk pulang ke rumah, mungkin sudah ribuan kali saya lewati," katanya melansir dari Buzzfeed, Kamis, 23 Mei 2019.

Ia mengatakan, entah datang dari mana, tiba-tiba ada seorang lelaki yang menghampiri. Melihat gerak-geriknya, Jerad bercerita sudah mengira bahwa orang tersebut akan berbuat jahat. Benar saja memang.

Dengan gerakan sangat cepat, lelaki itu membekap mulut Jerad menggunakan semacam bandana dan mengarahkan senjaga api ke bagian pingganggnya. Perampok itu memerintahkan Jerad untuk memberikan tas Louis Vuitton yang dipakainya.

Mendengarnya, Jerad mengaku langsung menemukan keberanian untuk menolak permintaan tersebut. "Anda tidak akan mendapatkan Louis Vuitton saya. Saya bekerja sangat keras untuk membeli tas ini," tuturnya menirukan ucapan kala itu.

Berbicara pada stasiun televisi lokal, WOOD-TV, Jerad mengatakan tak ingin memberikan tas yang dibeli seharga 1.700 dolar Amerika atau sekitar Rp 25 juta begitu saja pada seorang kriminal. "Tas ini benar-benar merepresentasikan diri saya," tambahnya.

Ia akhirnya melakukan perlawanan dengan melepaskan cengkraman perampok dan secepat mungkin berlari sembari menghindari empat tembakan senjata api. Jerad mengatakan, saat itu ia ketakutan setengah mati dan pasrah jika memang terkena tembakan. 

Tonton Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Jadi Punya Nilai Lebih

Sembari tetap menyampirkan tas branded miliknya, lelaki 31 tahun ini berhasil mencapai pos polisi terdekat. Tak lama setelah kejadian, perampok tersebut, berkat bantuan Jared, berhasil diringkus pihak berwajib.

Setelah kejadian ini, Jerad mengatakan bahwa tas keluaran brand mewah asal Prancis ini bernilai makin berharga untuknya. "Ia jadi simbol benar dan salah untuk saya. Ia ada saat saya membuat keputusan tanpa banyak berpikir," ujarnya.

Jerad mengatakan bahwa sudah terlalu banyak kekerasan yang melibatkan senjata api untuk merampok. Pembelaan yang dilakukan, kata Jerad tentu tak membuatnya jadi pahlawan, apalagi contoh bagi banyak orang.

"Saya sendiri masih terus mencerna kejadian tersebut. Ini sudah saatnya orang-orang berlaku tegas dan tahu apa yang harus dilakukan keika jadi korban perampokan," tutupnya.