Sukses

Dian The Musical Road to A Musical Film, Melihat Lebih Dekat Kisah Perjuangan Anak Panti Asuhan

Lewat drama musikal ini, YPU juga ingin menunjukkan bahwa penghuni panti asuhan tak semata soal objek belas kasih.

Liputan6.com, Jakarta - Bertajuk "Dian The Musical Road to A Musical Film", anak-anak panti asuhan Yayasan Prima Unggul (YPU) mempersembahkan drama musikal di Ciputra Artpreneur, Lotte Shopping Avenue, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu, 25 Mei 2019.

Pagelaran ini melibatkan beberapa musisi papan atas tanah air seperti Lea Simanjuntak, Mario Ginanjar, dan Tompi untuk ikut berkolaborasi. Cerita pementasannya merupakan gambaran nyata kehidupan sehari-hari anak panti asuhan YPU yang kental akan perjuangan dan persahabatan di tengah keriangan yang ditunjukan.

Bercerita tentang Dian, bocah di panti asuhan bersama belasan anak lain yang memiliki minat tinggi di bidang seni, terutama tarik suara. Sambil terus meretas mimpi untuk bernyanyi, anak-anak panti juga harus berjuang untuk hidup dengan berwirausaha.

Dengan penuh keriangan di tengah keterbatasan, Dian dan teman-temannya menjalani hari dengan berjualan makanan. Kabar baik muncul saat Martin, pimpinan Yayasan memberitahu anak-anak jika mereka akan mendapat pelatih vokal bernama Lea (Lea Simanjuntak) untuk mewujudkan mimpi memiliki album rekaman.

Semangat anak-anak panti untuk memiliki album musik semakin nyata lantaran Lea juga melibatkan salah satu sahabatnya, Mario (Mario Ginanjar vokalis grup Kahitna) untuk ikut mewujudkan mimpi tersebut.

Namun, layaknya hidup anak-anak panti asuhan yang penuh perjuangan, upaya mereka mewujudkan mimpi memiliki album musik pun tak berjalan mulus. Mulai dari musibah kebakaran yang menimpa rumah anak-anak panti, sampai ditipu oknum penyelenggara event, semua masalah ini harus dihadapi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Kemandirian Anak-Anak Panti Asuhan

Selain cerita tentang perjuangan meraih mimpi, drama musikal Dian juga menggambarkan bagaimana keseharian penghuni panti yang penuh kemandirian dan dibekali jiwa berwirausaha. Hal tersebut dilakukan dalam upaya YPU menentang persepsi jika anak panti asuhan adalah objek belas kasihan.

"Saya mendidik mereka (anak panti asuhan) di bidang kewirausahaan dengan tujuan setelah keluar mereka bisa mandiri dan memberikan dampak positif bagi banyak orang," ujar Martin selaku pendiri Yayasan Prima Unggul saat konferensi pers di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu, 25 Mei 2019.

Meski menggambarkan tentang perjuangan hidup, cerita drama musikal Dian dikemas secara ringan dan mudah dicerna. Gelak tawa pun hadir dari penonton melihat tingkah polah anak-anak di atas panggung.

Menurut Martin, YPU sebagai panti asuhan dan home scholing berbasis kewirausahaan bagi anak-anak dan keluarga sederhana memang memfasilitasi para bocah yang memiliki minat seni. Harapannya, potensi yang dimiliki setiap anak bisa terus berkembang sebagai bekal kelak.

"Melalui pengembangan seni, anak-anak mengembangkan potensi dib idang seni. Kita punya harapan setelah drama musikal ini, tahun depan akan terwujud film musikal," tuturnya kemudian.

Masih di kesempatan yang sama, tak hanya lewat drama musikal, kebolehan juga diperlihatkan anak-anak YPU dengan menari. Mulai dari tarian modern sampai beberapa tari tradisional sejumlah daerah juga turut ditampilkan dalam pagelaran yang berlangsung sekitar 3 jam itu.

Tak sekedar penampilan anak-anak panti asuhan YPU yang mampu menghibur dengan berbagai bakat seni yang dimiliki, beberapa penampil dari para kolaborator juga tak kalah mencuri perhatian.

Selain Lea Simanjuntak dan Mario Ginanjar yang berakting sambil bernyanyi, Penyanyi jazz Tompi bersama anaknya, Ayesha turut menyumbang suara. Selain itu, Grup tari Gema Citra Nusantara juga unjuk kebolehan menampilkan tarian Saman asal Aceh. (Rivan Yuristiawan/Fimela.com)