Sukses

Sempat Diperdebatkan, Masjid Al Safar Masuk Nominasi Arsitektur Terbaik di Arab Saudi

Sempat diperdebatkan, Masjid Al Safar yang didesain Ridwan Kamil justru masuk nominasi arsitektur terbaik di Arab Saudi.

Liputan6.com, Jakarta - Masjid Al Safar yang berada di rest area KM 88 ruas jalan tol Purbaleunyi masuk nominasi arsitektur terbaik dari Abdullatif Al Fozan Award 2019 dari Arab Saudi.

Sebelumnya, desain masjid tersebut merupakan rancangan Ridwan Kamil dan Urbane Indonesia itu sempat diperdebatkan karena bentuknya segitiga yang dinilai menyerupai simbol iluminati.

“Di negeri sendiri dihujat oleh para penafsir teori konspirasi. Di Arab Saudi, negeri tempat lahirnya Islam, desain Masjid Al Safar malah dinominasi dan diapresiasi," tulis Ridwan Kamil, Jumat, 31 Mei 2019.

Gubernur Jawa Barat ini menegaskan bahwa mendesain masjid adalah salah satu minat terkuat atau passion-nya. Karena bukan ustaz, kata Ridwan Kamil, minimal ia berdakwah dengan menghadirkan infrastruktur dakwah yaitu ragam masjid dari seluruh dunia yang sempit dan sementara ini.

Ia ingin menyumbangkan kemajuan seni dan arsitektur Islam. Estetika Islam sangat kuat di geometri. Setiap desain masjid, lanjut Ridwan Kamil, selalu berusaha baru dan geometri berbeda.

"Hasilnya beragam dari 1/2 kubah, multi kubah, kotak, silinder, tradisional sampai dengan bentuk-bentuk poligon seperti segitiga. Berbeda-beda karena desain yg baik harus merespon Geografi, lokasi, iklim, ukuran, budaya dll," urai Ridwan Kamil.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Masjid Al-Safar

Masjid Al Safar adalah hasil riset teori Folding Architecture alias lipatan. Seperti origami, hasilnya adalah lekukan dan ruang berbentuk segitiga.

"Jika hasilnya ditafsir macam-macam, itu dipersilakan. Seperti Monas yang ditafsir macam2. Saya tidak perlu marah terhadap tafsir, yang penting saya jelaskan bahwa jika Masjid Al Safar dikatakan sebagai implementasi dari simbol2 iluminati itu adalah kesimpulan KELIRU," katanya.

RK selalu mengikhlaskan dan maafkan, kesimpulan-kesimpulan tanpa tabayun seperti ini yang kemudian diviralkan untuk merusak nama baik dan keimanannya.

"Isu ini pernah dihebohkan oleh pihak yang sama di zaman pilgub 2018 untuk menjelekkan saya saat kampanye. Saya sudah maafkan, move on dan saya hanya berdoa. Alhamdulillah, Allah SWT ternyata lebih mengabulkan doa saya, bukan doa dan harapan mereka," jelas Ridwan Kamil tak akan berhenti berkarya dan membawa kemajuan.