Liputan6.com, Jakarta - Terlepas dari peristiwa Chernobyl, penduduk dunia jarang mendengar tentang insiden nuklir di mantan wilayah USSR. Melansir dari Bored Panda, Jumat (7/6/2019), absen riuh-rendah ini disebabkan keputusan pemerintah setempat tak membuka kejadian tersebut ke depan publik.
Alhasil, ada beberapa wilayah seolah terhapus dari peta dunia. City -40, misalnya. Wilayah ini dikenal sebagai kompleks produksi plutonium pertama Uni Soviet dan satu dari tiga lokasi ledakan nuklir paling dahsyat. Ditutupinya kejadian ini membuat kota dimaksud tak ada di peta sampai tahun 90-an.
Sempat diisolasi total selama 49 tahun, secara mengejutkan, penduduk kota tersebut tak ingin meninggalkan rumah. Mereka menjalani hidup seperti biasa, bahkan dengan sentuhan modern di sana-sini.
Advertisement
Baca Juga
Sebagai catatan, kota yang sekarang bernama Ozersk ini sebenarnya masih dalam tanda tanya soal kontaminasi, mengingat ia dibangun di atas tanah radio aktif akibat ledakan nuklir. Diceritakan bahwa upaya pemenuhan kota dengan penduduk terjadi berpuluh tahun lalu.
Kala itu, pemerintah menawarkan standar hidup lebih baik bagi siapapun yang ingin pindah ke City -40, mulai dari gaji sepadan, rumah bagus, sampai pendidikan berkualitas.
Tak seperti wilayah Soviet kala itu, di City-40, toko-toko dipenuhi makanan lebih layak dikonsumsi. Orang bisa membeli buah-buah eksotis, pakaian layak, bahkan parfum. Tak tahu mereka bahwa ancaman hidup di atas tanah radio aktif membuntuti.
Saat 'dibuka kembali' pada dunia di tahun 1994, kota ini tercatat ditinggali penduduk berjumlah 80 ribu orang. Mereka tinggal senormal mungkin walau sempat tak dikenal publik Bumi.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kehidupan Sekarang
Sampai hari ini, Ozersk masih punya wilayah terdeteksi radio aktif cukup tinggi. Kawasan ini tak jarang disebut sebagai pemakaman Bumi. Penduduk lokal yakin mereka adalah orang-orang terpilih yang tinggal di kota sempat ditutup tersebut.
Samira Goetschel, sutradara dari sebuah dokumenter yang memperlihatkan City-40 menyebutkan, selama ditutup puluhan tahun, tidak ada warga yang berusaha kabur. "Pemerintah menciptakan 'surga' untuk mereka. Di luar wilayah ini, mereka tidak punya apapun," tuturnya.
Bagaimana tidak, saat jadi penduduk City-40, orang-orang ini dihapus identitasnya. Mereka tidak eksis di luar kota yang ditinggali selama 49 tahun. "Kota ini seperti dimensi baru yang berbeda dari kebanyakan wilayah Bumi," kata Samira.
Advertisement