Sukses

Maneken Bertubuh Bongsor Nike Tuai Pro Kontra

Maneken Nike ini sebenarnya sudah dipajang di Amerika Utara sebelum menimbulkan pro kontra ketika sampai di London.

Liputan6.com, Jakarta - Ada yang berbeda di tampilan salah satu toko Nike di London, Inggris. Berada di antara maneken bertubuh langsing, perusahaan asal Amerika Serikat tersebut menampilkan maneken dengan bentuk tubuh plus size.

Melansir dari People, Rabu (12/6/2019), maneken tersebut sebenarnya telah muncul pertama kali di toko Nike di Amerika Utara pada 2018 dan debut di London pada pertengahan minggu lalu. Kemunculannya memang menimbulkan ragam komentar, tapi sebuah kolom dari seorang penulis Inggris lah yang tuai kontroversi.

Dalam tulisannya, ia menyebut bahwa maneken tersebut terlalu gemuk dan tak siap memakai peralatan Nike yang langsing. Ia bahkan menulis, maneken tersebut merepresentasi mereka yang tak bisa berlari, apalagi dalam jarak jauh.

"Ia seperti sedang mengalami pra diabetes dan sedang dalam perjalanan untuk berganti paha," sambungnya. Perempuan diketahui bernama Tanya Gold ini menuliskan kekhawatiran bahwa perang mengurangi obesitas sudah kalah sebelum upaya lain dikenalkan karena maneken tersebut.

Nike sendiri dalam peluncuran maneken yang berarti juga memproduksi bra dan busana olahraga plus size mengatakan, rilisnya produk tersebut merupakan upaya merayakan keberagaman bentuk tubuh perempuan dalam berbagai ukuran.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pembelaan Warganet

Kolom yang ditulis Tanya Gold mendapat kritik dari warga dunia maya. Berbondong-bondong mereka membela maksud Nike mengeluarkan produk plus size tersebut. Tak hanya orang awam, beberapa nama kenamaan seperti model Iskra Lawrence dan aktris Jameela Jamil juga turut angkat bicara.

"Kita tak bisa membiarkan orang berdiskusi tentang ukuran seperti ini. Semua orang harus merasa nyaman di setiap ukuran dirinya. Lagipula, bagaimana kita bisa mempermalukan orang karena ukuran mereka, lalu mencoba menurunkan maneken ukuran mereka seolah mengundang mereka terakhir ke sebuah pesta," tulis Jameela.

"Saya pernah berada di ukuran seperti maneken tradisional, tapi sekarang sudah mendekati plus size. Saya sekarang malah lebih sehat ketimbang saat kurus. Karena jadi kurus bukan berarti sehat," tulis Iskra.

Pembelaan juga datang dari perempuan lain yang mengatakan dirinya punya tubuh seukuran maneken plus size Nike dan malah sudah melakukan lari maraton tahun ini. "Jika Anda pikir perempuan gemuk tak bisa lari, jelas selama ini Anda hidup di bawah batu," tegasnya.

Salah satu warganet mengungkap penelitian tahun 2017 yang menunjukkan bahwa ukuran maneken tradisonal malah menandakan tubuh terlalu kurus. Hal ini jadi panduan salah yang membuat banyak perempuan kekurangan nutrisi demi berukuran sama dengan maneken.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.