Sukses

Kembangkan Kampung Bola, Badung Bidik Wisatawan Melalui Lapangan Hijau

Kampung Bola Internasional menjadi destinasi baru. Dengan beragam aktivitas yang ditawarkan, destinasi tersebut akan membantu menaikan arus kunjungan wisatawan ke Badung.

Liputan6.com, Badung Beragam treatment dikembangkan Kabupaten Badung, Bali, untuk menarik wisatawan. Salah satu cara yang ditempuh adalah mengembangkan sport tourism. Badung menghadirkan Kampung Bola Internasional. Peresemiannya dilakukan Minggu (16/6) dengan lokasi Gunung Payung Cultural Park, Desa Kutuh, Badung.

Dirjen Pembangunan Kawasan Pedesaan Kemendes PDTT Herlina Sulistyorini mengungkapkan, Kampung Bola Internasional menjadi destinasi baru. Dengan beragam aktivitas yang ditawarkan, destinasi tersebut akan membantu menaikan arus kunjungan wisatawan ke Badung.

“Kampung Bola Internasional sangat unik dan menarik. Ini adalah destinasi luar biasa. Di sini bisa digelar beragam turnamen internasional. Sebab, fasilitasnya memadai. Dengan begitu, pergerakan dari wisman semakin bagus. Yang jelas, dana desa bisa digunakan untuk pembangunan fasilitas seperti ini,” ungkap Herlina.

Destinasi ini unik. Pembangunannya tepat di sebelah destinasi wisata paralayang. Kampung Bola Internasional dibangun dari dana desa tahun 2018. Jumlahnya mencapai Rp784 Juta. Pengembangan kawasan lebih lanjut sudah disiapkan anggaran sekitar Rp5 Miliar.

Deputi Bidang Pembudayaan Olahraga Kemenpora Raden Isnanta menerangkan, Kemenpora akan memberi support penuh. “Kemenpora akan memberikan dukungan secara penuh. Kami akan melakukan penguatan pada Sumber Daya Manusianya. Mulai dari yang menangani pertandingan, pelatihan, hingga program olahraga. Dan, konsep ini akan mendukung pergerakan wisatawan. Ujungnya tentu positifnya pergerakan ekonomi di sana,” terang Isnanta.

Mengoptimalkan fungsi fasilitas baru, beragam event pun sudah disiapkan. Konsepnya menarik dengan pasar mancanegara menjanjikan. Fasilitas ini jadi venue Badung International Football Championship, Agustus-Desember 2019. Total ada 100 tim yang bertanding, lalu 2.500 pemain/official. Mereka datang dari 13 negara. Peserta mancanegara berasal dari Jepang, Korea, Australia, Tiongkok, Uzbekistan, Filipina, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Bangladesh, dan Senegal.

Total terdapat 3 kategori, seperti Putri U-21, Putra U-25, dan Putra U-13. Puncak digelar Festival U-12 dan U-10 mulai 26 November hingga 1 Desember 2019.

“Bali memang identik dengan pariwisata. Popularitasnya luar biasa. Melalui konsep Pentahelix dengan kerangka Tourism in Corporated, pariwisata akan terus berkembang. Cakupan sport tourism sangat luas dan kuat secara leisure. Pengembangan infrastruktur Icon Kampung Bola Internasional sangai ideal,” terang Deputi Bidang Pengembangan Industri dan Kelembagaan Kemenpar Ni Wayan Giri Adnyani.

Giri Adnyani pun mengatakan, melalui sport tourism bisa dikembangkan spoleisure. Yaitu, gabungan antara sport and leisure. Destinasi ini tidak hanya menawarkan fasilitas untuk sport, tapi juga leisure. Secara teori, tourism dan sport memang saling melengkapi. Lebih menjanjikan lagi, sport tourism punya pertumbuhan yang cepat.

“Korelasinya tentu dengan active sport tourism. Penyelenggaraan special event tentu menjadi pemantik untuk menarik wisatawan. Dengan potensinya, sport tourism biasanya cepat tumbuh. Sport punya fans dan pasar kuat. Semua tingga levelnya saja, mulai lokal hingga mega event,” kata Giri Adnyani lagi. Penyelenggaraan sport tourism pun berdampak positif. Selain peningkatan kunjungan wisman, ada juga peningkatan jumlah devisa. Sport tourism bisa menjadi tools regenerasi dan pengembangan investasi. Eventnya juga menjadi media branding sekaligus marketing.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menegaskan, fasilitas dan pengembangan sport tourism memberi impact positif global. “Pengaruh positif akan dirasakan secara menyeluruh. Keberadaan fasilitas dan event sport tourism jadi jaminan kunjungan wisatawan. Pariwisata Badung dan Bali akan terus berkembang karena mendapat porsi branding ideal. Selain atraksi melalui sport tourism, Badung dan Bali juga didukung aksesibilitas hingga amenitas luar biasa,” tutup Arief yang juga Menpar Terbaik Asia Pasifik.