Liputan6.com, Jakarta - Kabar meninggalnya putra mahkota Uni Emirat Arab (UEA), Khalid Al Qasimi, di sebuah apartemen di London, Inggris, resmi diumumkan. Melansir dari Hello!, Kamis (4/7/2019), pemilik nama lengkap Sheikh Khalid bin Sultan Al Qasimi ini merupakan putra Sultan Sharjah Sheikh Sultan bin Muhammad Al Qasimi.
Penyebab meninggalnya lelaki yang berprofesi sebagai perancang busana ini masih jadi misteri. Keterangan resmi dari label busananya semata menyebut bahwa kepergian lelaki 39 tahun tersebut sangat tak terduga di tengah kariernya yang sedang menanjak.
Advertisement
Baca Juga
Pihak kepolisian London menuturkan pada BBC, awalnya mereka hanya mendapat laporan tentang kematian mendadak di sebuah properti di kawasan Knightsbridge. Atas tragedi nahas ini, pemerintah UEA telah menetapkan masa berkabung selama tiga hari ditandai bendera setengah tiang.
Dia juga menyebutkan bahwa Presiden Sheikh Khalifa bin Zayed Al Nahyan turut berduka atas meninggalnya Khalid. "Baginda mendoakan agar Khalid bisa diterima di sisi Allah, sementara keluarga diberi ketegaran dan kesabaran," begitu keterangan resmi yang diberikan pihak pemerintah UEA.
Kabar meninggalnya sang perancang busana beredar setelah 20 tahun sang kakak, Sheikh Mohammed bin Sultan bin Mohammed Al Qasimi, ditemukan tewas karena overdosis di rumah keluarga, di East Grinstead, pada usia 24 tahun.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Sepak Terjang di Dunia Fesyen
Khalid Al Qasimi bukan pemain baru di dunia fesyen. Ia berhasil menembus runway Paris Fashion Week 2013. Rancangan busananya saat itu berupa atasan, bawahan, serta pelengkap seperti long coat untuk lelaki.
Potongannya tak begitu rumit, lantaran rancangan bernuansa modern memang jadi preferensi pemilik label Qasmini tersebut. Baru beberapa minggu lalu, Khalid juga memperlihatkan koleksi rancangannya di London Fashion Week.
CEO British Fashion Council Caroline Rush memberi tahu WWD bahwa Khalid adalah perancang busana muda yang berbakat dengan ciri khas rancangan modern, elegan, dan menggambarkan pemikiran futuristik.
Minggu lalu, Khalid diketahui terlibat adu argumen karena desain kaus dari koleksi autumn/winter 2017 direplika oleh brand Vetements pada koleksi spring/summer 2020 yang diperlihatkan di Paris.
Kaus dibaca “Jangan Menembak” di Bahasa Arab, Prancis, dan Inggris, ini sebenarnya juga semireplika busana yang dipakai para jurnalis Lebanon ketika invasi Israel pada 1982.
Advertisement