Sukses

Karya Remaja Tunarungu Tembus Pameran Warna-warni Dunia

Remaja tunarungu bernama Anfield Wibowo ini sudah menghasilkan sekitar 1.500 lukisan dalam kurun waktu tujuh tahun

Liputan6.com, Jakarta - Divonis sindrom asperger dan tunarungu tak membuat Anfield Wibowo kehilangan sinarnya. Remaja 14 tahun ini tampil menunjukkan bakat di dunia seni lukis. Anak semata wayang pasangan Donny dan Vera ini, sudah menghasilkan sekitar 1.500 lukisan dalam kurun waktu tujuh tahun.

Saat pameran bertajuk 'Warna-warni Dunia' diadakan di Bentaran Budaya Jakarta, Anfield melepas empat lukisannya ke publik. Hasil karyanya ini mendapat berbagai perhatian dari para pengunjung salah satunya lukisan yang diberi nama Taman Cinta.

"Ia (Anfield) hanya bilang 'Taman' dan saya yang tambahkan sedikit jadi 'Taman Cinta'. Karena di situ ada pangeran dan putri yang seolah-olah mau kencan. Sebenarnya untuk makna lukisan ini kita tidak pernah tahu, hanya Anfield yang tahu, " kata Donny ayah Anfield saat ditemui di bilangan Jakarta Barat, Kamis, 4 Juli 2019.

Remaja kelahiran Jakarta, 19 November 2004 ini merupakan salah satu murid dari SLB B Pangudi Luhur. Setiap hari, Anfield melukis dengan berbagai gaya bebas. Ia menuangkan pikiran dan imajinasinya ke dalam lukisan yang dibuat.

"Seminggu bisa lima lukisan yang ia (Anfield) buat. Pulang sekolah atau malam ngelukis satu jam hingga dua jam. Setelah itu tidak pernah ia sentuh lagi," tambah ayah dari salah seorang tunarungu tersebut.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Lukisan Karya Anfield Wibowo

 

Bagi Anfield Wibowo, kanvas adalah area bermain untuk menuangkan seluruh perasaan dan ekspresi yang dirasakan. Salah satu karakter yang sering ia tuangkan dalam lukisannya adalah magician asal Indoneisa Riana "The Sacred riana" dan karakter Lucy Luna dalam serial kartun "Loud House".

Salah satu karyanya yang memadukan antara Riana dan Lucy juga ada di Pameran Warna-warni Dunia dengan tema "Lucy n Boneka". Pameran lukisan kali ini bukan yang pertama bagi Anfield.

Remaja yang divonis sindrom asperger sejak umur sembilan tahun ini sudah pernah mengadakan pameran tunggal empat kali. Pada usianya yang menginjak delapan tahun, Anfield mengadakan pameran tunggal pertama bertajuk "Imajinasi Tanpa Batas" di Taman Ismail Marzuki.

Sementara itu, sebagian hasil karya lukisan Anfield disumbangkan ke berbagai yayasan dan sebanyak 30 persen karya lukisan Anfield dikomersilkan agar masyarakat dapat memilikinya. Sisanya  ditaruh di rumah untuk nantinya Anfield tentukan nasibnya. (Devita Nur Azizah)