Liputan6.com, Jakarta - Di samping menawarkan banyak sisi untuk jelajah, tak bisa dipungkiri bahwa kota-kota besar di dunia juga jadi sarang pelaku kriminal, seperti pencopet. Kejadian kurang mengenakkan yang dialami dua turis asal Thailand, Nina Spencer dan Toi, adalah contohnya.
Keduanya tengah menyebrang Cambridge Circus sembari membuat vlog mengabadikan momen perjalanan mereka di London, Inggris. Setelah selesai menyebrang jalan, Toi melihat ke dalam tas Louis Vuitton-nya dan sadar tas kecil berisi 400 pound sterling atau sekitar Rp7 juta dan kartu kreditnya sudah lenyap diambil copet.
Toi dan Nina berinisiatif segera memutar kembali rekaman ketika mereka menyeberang jalan dan berhasil melihat kejadian sebenarnya. Di rekam gambar tersebut, tampak perempuan berbusana rapi mengenakan jumper dan kacamata hitam.
Advertisement
Baca Juga
Lalu, ada pula perempuan lain memakai jaket kulit hitam memegang ponsel pintar berwarna merah dengan pandangan mata terus mengarah ke tas Toi. Pada saat itu, perempuan memakai kacamara terlihat memakai katong belanja besar untuk menutupi tangannya yang merogoh tas Toi dan berhasil meraih tas kecil di dalamnya.
Setelahnya, muncul perempuan memegang jaket oranye, juga memakai kacamata hitam. Ia berjalan di belakang perempuan yang tadi merogoh ke dalam tas Toi dan tampak menerima tas kecil yang sekarang hilang.
Setelahnya, ketiga perempuan diduga komplotan pencopet tersebut berjalan ke tiga arah berbeda. Menyertakan rekaman tersebut, melansir dari Viral Press, Sabtu (6/7/2019), Nina sudah melaporkan kejadian ini pada polisi.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Pencopetan yang Membayangi Turis
Melansir dari Bored Panda, rata-rata ada 600 ribu kejadian pencopetan setiap tahunnya di Britania Raya. Tingkat kejahatan ini menanjak sampai 20 persen di antara tahun 2010--2012.Â
Kota-kota dengan kasus pencopetan tertinggi berdasarkan ulasan pengguna TripAdvisor adalah Barcelona, Roma, Praha, Madrid, Paris, Florence, Buenos Aires, Amsterdam, Athena, dan Hanoi.
Sayangnya, turis selalu jadi target langganan para copet. Mereka biasa stand by di banyak atraksi turis, mulai dari jalanan, sampai pusat-pusat keramaian lain, bahkan di kuil sekalipun.
Lewis Sage-Passant, mantan anggota militer asal Inggris menyarankan, turis jangan sampai mengidentifikasi di mana persisinya barang berharga diletakkan. "Jangan berikan pencopet sinyal dengan terus memegang kantong untuk memeriksa dompet Anda, misalnya," tutur Lewis.
Advertisement