Sukses

Pola Hidup Sehat dan Pengendalian Stres Jadi Kunci Hadapi Autoimun

Para penyintas Autoimun harus menjalai pola hidup yang sehat, olah raga serta pengendalian stres yang baik.

Liputan6.com, Jakarta - Sebagian masyarakat Indonesia mungkin masih awam atau belum terlalu kenal akan penyakit autoimun.  Autoimmune disorders atau penyakit autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh yang berfungsi melindungi tubuh dari penyakit malah terkena penyakit.

Menurut penelitian dari National Institute of Environmental Health Sciences, disebutkan bahwa wanita lebih berisiko tinggi untuk terkena autoimun dibandingkan dengan pria.Informasi akan penyakit yang satu ini belum begitu banyak sehingga diperlukan sosialisasi yang lebih intensif.

Hal itu dibahas dalam sebuah talkshow yang digagas Firda Athira Foundation bersama dengan Marisza Cardoba Foundation dan Clerry Cleffy Institut. Mereka menggelar talkshow dengan tema Autoimun Berbagi Bahagia ‘Weekend Market’.  Acara ini diselenggarakan di Lobby Lounge Hotel Sheraton, Gandaria City, Jakarta Selatan, Sabtu 27 Juli 2019.

Firda Athira mengatakan, yayasan yang dibentuknya berfokus pada pendidikan anak marjinal dan kesadaran masyarakat terhadap kondisi autoimun. Pasalnya, banyak dari masyarakat Indonesia belum sadar dengan bahaya automun.

Dara berusia 17 tahun ini menyebut autoimun bukanlah suatu penyakit. Karena itu para penyintas autoimun tidak perlu merasa malu atau takut. Meski begitu, ada sejumlah cara agar para penyintas autoimun ini dapat menjalani aktivitas dengan baik.

"Pola hidup yang bisa dilakukan bagi para penyintas dan kita semua adalah pola hidup yang sehat, olah raga serta pengendalian stres yang baik," terang Firda.

Ia juga menjelaskan, bagaimanapun ada keterbatasan yang dialami oleh para penyintas autoimun. Maka dari itu, Firda Athira Foundation berinisiatif memberikan pelatihan kepada mereka.

"Jadi kita beri latihan dan modal wirausaha seperti membuat makanan, di mana makanan ini adalah makanan sehat. Sehingga aman dikonsumsi oleh siapa saja," tuturnya.

Senada dengan Firda, Ketua Umum Marisza Cardoba Foundation, Lilik Sudarwati mengatakan, masih banyak masyarakat yang belum paham dengan kondisi autoimun. Selain itu, mayoritas penyintas autoimun masih dalam usia produktif.

"Jadi kita membantu para penyintas ini berkarya dan mandiri," ujarnya.  Acara tersebut juga menghadirkan Puteri Indonesia Bali 2019, Nadia Karina Wijaya yang berbagi pengalamannya sebagai ODAI (Orang Dengan Auto Imun).

Untuk diketahui, Firda Athira Foundation (FAF) sebuah yayasan yang bergerak di bidang pendidikan dan kemanusiaan yang menitikberatkan pada kesejahteraan anak-anak, termasuk kesejahteraan anak-anak marjinal di Indonesia.

Sedang, Clerry Cleffy Institut (CCI) adalah sebuah yayasan yang bergerak di bidang psikologi dan kemanusiaan. Mengabdikan diri bagi pengembangan diri masyarakat Maluku khususnya anak-anak dan perempuan Maluku.