Liputan6.com, Jakarta Konten menarik tersaji lengkap di Aceh Culinary Festival 2019. Dari mulai musik, budaya, kuliner, hingga beragam sajian lainnya. Saking beragamnya banyak tokoh kuliner terkenal yang kepincut untuk meramaikan acara. Salah satunya Chef William Wongso yang tidak ingin ketinggalan ikut membagikan ilmunya dalam sesi masterclass. Beragam penyajian kuliner Aceh dipraktikkan langsung oleh chef kawakan tersebut, Sabtu (6/7).
"Membicarakan kuliner Aceh itu selalu menyenangkan. Karena sangat kuat cita rasa yang dihadirkannya. Ada asam, gurih dan pedas. Belum lagi kekuatan rempahnya yang sangat luar biasa. Ragam olahannya banyak. Ini menjadi keunggulan tersendiri dari kuliner Aceh," kata William, Sabtu (6/7).
Lantas apakah kuliner Aceh bisa berbicara dikancah global? "Itu semua tergantung dari peran seluruh pihak. Kalau rasa saya sudah tidak ragu. Teknik penyajian serta keinginan untuk membawa kuliner Aceh ke kancah global itu yang harus diperhatikan. Kalau saya bilang kuliner Aceh mampu bersaing dengan kuliner lainnya," imbuhnya.
Advertisement
Contoh konkritnya masakan Padang. Secara rasa, kuliner Aceh jelas hampir mirip. Cuma berbeda sedikit di rasa asamnya. Dari segi penyajian hingga cerita dibalik kuliner tersebut terserap dengan baik oleh banyak pihak. Hal tersebut membuat masakan Padang bisa tampil di kancah global.
"Kalau mau masuk ke pasar global, masuk dari negeri tetangga Malaysia. Karena lidah orang Malaysia hampir mirip dengan lidah masyarakat Aceh. Dari situ baru menyebar ke negara lainnya" ujar chef senior itu.
Bagi Kadispar Aceh Jamaluddin, hadirnya chef William jelas membawa daya tarik sendiri. Lihat saja betapa antusiasnya wisatawan hingga pelaku kuliner yang datang menyaksikan demo masaknya.
"Kita juga menghadirkan gastronomist Mandif Warokka, Chef Saeful Syaifuddin, dan Chef Kurnia Aritonang dari Asosiasi Chef Indonesia. Michellin Star Chef Gai Lai Miwitchan dari Thailand dan Malaysian Homecooking Instructure, Nazlina Hussin dari Penang juga akan mengisi sesi masterclassc. Ini dilakukan untuk mengangkat kuliner Aceh ke kancah dunia," katanya.
Tak dapat dipungkiri jika pelaksanaan ACF semakin baik setiap tahunnya. ACF bahkan merupakan salah satu dari sepuluh event tahunan terbaik Dinas Pariwisata Aceh. Bukan itu saja, event yang digelar sejak 2014 itu kembali kembali masuk dalam deretan 100 event terbaik Calender of Event (CoE) Nasional Kemenpar.
ACF pun merubah Taman Sulthanah Safiatuddin yang memiliki luas area 62.000 meter persegi menjadi objek wisata kuliner yang menarik.
"Banyak terobosan yang membuat event ini semakin baik setiap tahunnya. Bahkan tahun ini ACF telah mampu mengundang sponsor dari industri lainnya. Event ini memiliki daya tarik dari segi kultur, komersial, dan lebih communication value yang luar biasa kali ini. Event yang besar dan menarik untuk wisatawan," beber Staff Ahli Menteri Pariwisata Bidang Management Calendar of Event (CoE) Esthy Reko Astuti.
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Rizki Handayani pun mendorong pelaksanaan ACF untuk tampil maksimal. Karena event ini menjadi event yang baik mengangkat kearifan kuliner lokal Aceh.
"Kalau perlu dibuat paket-paket khusus untuk wisatawan yang ingin menghadiri ACF. Kontennya sudah sangat baik dengan melibatkan banyak tokoh-tokoh kuliner baik lokal maupun internasional. Belum lagi beragam seni budaya yang ikut ditampilkan di event ini. Ini menjadi atraksi yang sangat menjual," ujar Rizki.
Makin beragamnya program yang tersaji di ACF 2019 membuat Menteri Pariwisata Arief Yahya makin happy. Dengan itu event ini semakin memanjakan wisatawan yang datang. Apalagi kini setiap negara mengedepankan kuliner untuk memperkenalkan negaranya, meningkatkan country image negaranya, dan branding sebagai ciri khas setiap negara.
”Semakin banyak unggulan di makanan kita, semakin banyak pintu masuk ke negara kita, semakin banyak makanan yang dikenal oleh wisatawan, country image ke negara kita semakin baik. ACF menjadi gerbang untuk mengangkat kuliner Aceh yang legendaris. Selain itu menjadi atraksi wisata yang tentunya mengundang wisatawan datan,” kata Menteri Pariwisata Arief Yahya.
(*)