Liputan6.com, Jakarta - Seorang penjual es krim jalanan di Los Angeles menarik perhatian dunia. Pasalnya, ia menaikkan harga dagangannya kepada para influencer disertai kampanye bertagar #InfluencersAreGross.
Aksi Joe Nicchi, nama si penjual es krim, yang bertajuk "Influencers Pay Double" berbanding terbalik dengan kebanyakan brand. Rata-rata produsen dengan senang hati memberikan produk ataupun layanan gratis bagi para pengguna Instagram dengan ribuan pengikut agar bisa dipromosikan lewat akun mereka.
Advertisement
Baca Juga
Joe merasa tindakan para influencer sudah keterlaluan. Ia pun bertindak tegas dengan menaikkan harga dua kali lipat atas es krim yang dijualnya kepada para influencer yang meminta gratisan.
"Kami benar-benar tak peduli bila Anda seorang influencer atau berapa banyak pengikut yang Anda punya. Kami tidak akan pernah memberimu es krim gratis sebagai ganti sebuah unggahan di media sosialmu," tulis Joe dalam akun Instagram @cvtsoftserve, 1 Juli 2019.
Harga es krim Joe sebenarnya hanya 4 dolar AS atau setara Rp56 ribu. Namun bila Anda influencer, harga yang dikenakan menjadi 8 dolar AS atau setara Rp112 ribu.
"Tidak ada alasan bagi mereka tak mendukung kami. Aku tak tahu apa yang sebenarnya mereka lakukan," katanya. "Aku benar-benar malu melihat mereka ketika mereka menyebut diri influencer atau mengatakan padaku berapa banyak followers mereka."
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Asal Mula Aksi
Joe Nicchi menjual es krimnya dalam truk berjalan, CVT Soft Serve, di Los Angeles dalam tiga tahun terakhir. Dilansir laman Mirror, pria berusia 38 tahun itu dibanjiri permintaan memberikan produk gratis dengan balasan es krim rasa cokelat dan vanilanya akan diunggah ke media sosial.
"Aku akhirnya sangat marah. Aku lalu membuat pengumuman untuk mengenakan biaya pada siapa pun yang menyebut dirinya influencer dengan biaya dua kali lipat," katanya.
Ia mulai mengkampanyekan biaya ganda bagi es krimnya sejak Minggu, 30 Juni 2019. Lalu, seorang konsumennya mengunggah hal itu di akun Reddit hingga diliput berbagai media.
"Benar, bila peliputan gratis akan berdampak sangat baik untuk bisnisku, tetapi aku benar-benar bersemangat membongkar fakta bahwa siapa pun bisa membeli followers, komentar, dan likes, dan mereka yang menyebut diri influencer sesungguhnya tak berbobot sama sekali," tuturnya.
Advertisement