Liputan6.com, Magelang - Selama ini, banyak wisatawan mengira Candi Borobudur berada di wilayah DI Yogyakarta. Faktanya, candi Buddha terbesar di dunia itu berlokasi di Magelang, Jawa Tengah. Hal itu memengaruhi perilaku turis ketika berkunjung ke kabupaten sebelah barat Yogya tersebut.
Kebanyakan yang datang ke Magelang menginap dan menghabiskan waktu libur mereka di Kota Gudeg. Tak heran bila Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan, dan Olahraga Kabupaten Magelang, Iwan Sutiarso menyebut waktu tinggal wisatawan di Magelang paling lama hanya 1,2 hari walau jumlah kunjungannya lebih dari 6,3 juta orang pada 2018.
"Padahal, wisata di Magelang itu tidak cukup 1-2 hari," kata Iwan di sela-sela Media Gathering Kementerian Pariwisata di Magelang, Rabu malam, 10 Juli 2019.
Advertisement
Baca Juga
Dari wisata alam, budaya, hingga buatan tersedia di wilayah Magelang. Apalagi, dari 372 desa dan kelurahan yang ada, 51 di antaranya sudah menjadi desa wisata.
"Borobudur tetap menjadi magnet penarik wisatawan, tapi di sekitar Borobudur, sudah berkembang berbagai destinasi wisata yang dikembangkan oleh masyarakat," terangnya. Masyarakat, kata Iwan, memegang peranan penting dalam pengembangan pariwisata Magelang. Bagaimana pun, industri itu haruslah bisa dirasakan manfaatnya oleh warga setempat.
Â
Â
Â
Â
Di sisi lain, keterlibatan masyarakat tersebut akan mendukung pariwisata yang berkelanjutan. Dampaknya jelas luas dan bersifat jangka panjang. Yang paling nyata, kelestarian alam sekitar terjaga.
"Dulu mereka tahunya memanfaatkan hutan adalah dengan mengambil kayu dan dijual. Tapi sekarang, mereka bisa jual pemandangan, eksotismenya. Itu juga menghasilkan," ujarnya.
Setelah tahu manfaatnya, warga pun sadar harus menjaganya agar sumber pendapatan itu bisa tetap ngebul. Pemda Magelang juga tak ingin melewatkan kesempatan dengan memfasilitasi peningkatan kapasitas di bidang hospitality.
Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp1 miliar dianggarkan untuk menggelar beragam pelatihan, seperti keterampilan menghitung carrying capacity (menghitung daya tampung sebuah objek wisata) atau keterampilan bagi pemandu wisata minat khusus.
"Masuk era digital 4.0, SDM kami memang harus di-upgrade. Kami sudah mulai gerakkan ke arah sana," imbuh Iwan.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Ikon yang Naik Daun
Salah satu ikon wisata Magelang yang sedang naik daun adalah berkeliling sekitar Borobudur dengan VW Safari. Terdapat tiga paguyuban yang mengelola trip berdurasi sekitar dua jam itu, salah satunya Komunitas VW Cabrio.
Liputan6.com dan sejumlah wartawan berkesempatan menikmati trip tersebut dengan durasi yang lebih singkat pada Kamis (11/7/2019). Meski keluaran tahun 70an, kendaraan yang sempat dikenal dengan sebutan VW camat tersebut tetap apik terawat. Lajunya mulus walau bunyinya tak terlalu halus.
Sunyoto (67), sopir kami, menuturkan wisata VW Safari baru dikembangkan hampir tiga tahun terakhir. Peminatnya cukup signifikan, apalagi mereka menyediakan banyak pilihan destinasi tujuan.
"Kita mulai jam 3 pagi sampai jam 5 sore," katanya.
Para pemesan pagi biasanya akan diarahkan untuk mengejar momen matahari terbit di Punthuk Setumbu. Lokasi itu makin terkenal usai jadi lokasi syuting film Ada Apa Dengan Cinta? 2.
Tetapi bila memilih sore, Anda bisa singgah di Desa Klipoh alias Desa Gerabah. Sesuai julukannya, desa itu menjadi sentra pembuatan gerabah untuk kendi, set poci, hingga kendil beragam ukuran.
Sepanjang perjalanan, Anda bisa menikmati hijaunya sawah dan kebun di kiri kanan jalan. Anda juga bisa melihat puncak Candi Borobudur dari kejauhan. Siluetnya cantik sekali. Bila tertarik, siapkan duit Rp350 ribu untuk biaya menyewa VW, air minum, meminjam caping, dan pengalaman yang berkesan.
Â
Advertisement