Liputan6.com, Jakarta Kementerian Pariwisata (Kemenpar) terus tancap gas mengembangkan pariwisata di daerah. Yang terbaru, Kementerian di bawah komando Arief Yahya itu menggelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tajuk ‘Pengembangan Wisata Perkotaan Malang Raya’. Perhelatan tersebut berlangsung di gelar di Hotel The 101 Malang OJ berlangsung sukses.
"Dari sini peserta diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang atraksi di destinasi wisata khususnya wisata budaya termasuk penyusunan story telling dan pembentukan pola perjalanan yang efektif, yaitu pengemasan dan pemaketan produk wisata yang sudah jelas berpotensi mendatangkan wisatawan baik wisatawan nusantara maupun mancanegara," ujar Asisten Deputi Pengembangan Wisata Budaya Kemenpar Oneng Setya Harini.
Selain itu, Kemenpar juga mengharap kepada pelaku wisata maupun semua stakeholder di Malang Raya agar melihat juga tren yang sedang terjadi di dunia, salah satunya adalah Wisata halal.
Kata Oneng, para pelaku pariwisata diharapkan membangun brand dan mensosialisasikan wisata halal dengan baik karena pasar wisatawan halal memiliki jumlah yang cukup besar. Mengambil istilah Bapak Menteri Arif Yahya size, spending dan spread nya besar! Sering disingkat dengan 3S. Oneng menjelaskan bahwa, istilah Pariwisata Halal itu pertama kali booming di dunia global bukan dari Indonesia.
Malang Raya adalah salah satu dari 10 destinasi yang telah berkomitmen mengembangkan wisata halal, menyediakan pelayanan yang ramah muslim seperti fasilitas untuk ibadah, mushala, tempat wudhu, arah kiblat dan fasilitas lannya yang mendukung kenyamanan wisatawan muslim. Karena itu salah satu yang membuat mereka mau datang kembali ke destinasi tersebut," ujarnya.
Sebagai informasi, saat ini Jepang, Korea, Thailand, Filipina, juga gencar mengkampanyekan “halal food” sebagai gaya hidup berwisata. Ini semacam Extended Services and Facilities for Muslim Travelers.
Diversifikasi produk wisata budaya perlu terus dilakukan dan ditingkatkan kualitasnya, hal ini dilakukan dalam rangka mendukung peningkatan kunjungan wisatawan dan peningkatan devisa negara, menggerakkan ekonomi lokal, mendorong trade and investment,” ungkap Oneng.
Sekadar informasi, Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya juga sangat fokus dalam mengembangkan wisata desa dan perkotaan. Buktinya, Menpar Arief memiliki Tim percepatan Pariwisata Berkelanjutan, atau Sustainable Tourism Development, juga Tim Eco Tourism,
yang selalu memikirkan Responsible Tourism. Ada juga Tim Percepatan Pengembangan Pariwisata Pedesaan dan Perkotaan Kemenpar yang fokus mengembangkan setiap daerah.
"Tradisi lokal, budaya setempat itu memiliki kearifan yang tinggi. Maka saya selalu mengatakan, pariwisata itu semakin dilestarikan, maka semakin mensejahterakan,” kata Menpar Arief Yahya.
(*)