Liputan6.com, Jakarta Dalam Kelam Tourism Festival 2019 terdapat kekayaan seni budaya. Festival tersebut mengeksplorasi kekayaan budaya Dayak Kalimantan. Ada Pekan Gawai Dayak Sintang 2019 yang merupakan bagian dari Kelam Tourism Festival 2019. Wisatawan pun dapat mengunjungi berbagai Rumah Betang yang tersebar di Kabupaten Sintang dalam festival yang digelar 8-14 Juli 2019 itu.
"Kebesaran budaya Suku Dayak sudah tak terbantahkan. Sebagai suku terbesar di Pulau Kalimantan, keberadaannya mampu memberikan warna yang luar biasa. Ini yang kita tampilkan sebagai salah satu atraksi yang menarik bagi wisatawan di Kelam Tourism Festival 2019," Kepala Dinas Disporapar Kabupaten Sintang, Hendrika, Sabtu (13/7).
Suguhannya dikonsep dengan matang. Rangkaiannya pun padat. Dari mulai lombat sumpit, lomba menumbuk padi, lomba tari dayak, hingga lomba melukis perisai. Bukan itu saja, berbagai kerajinan khas dayak pun di pamerkan di Pekan Gawai Dayak tersebut. Nah buat yang mau lebih dalam, wisatawan dapat langsung mengunjungi Rumah Betang Ensaid Panjang.
Advertisement
Mengunjungi Rumah Betang sudah pasti memberikan sensasi yang luar biasa. Para wisatawan dapat merasakan langsung kehidupan sehari-hari masyarakat Suku Dayak. Dari mulai berkebun, berburu, hingga menenun.
Bagi Hendrika, rumah tradisional Suku Dayak ini memberikan sebuah aura yang membuat betah setiap tamu yang datang.
"Berkunjung ke Rumah Betang sensasinya berbeda. Kita diajak merasakan bagaimana menjadi masyarakat Dayak. Mandi di sungai, ikut ke ladang, ikut memasak, dan itu memberikan pengalaman yang mengasikkan. Dan semunya terbungkus manis indahnya alam Borneo," ujar kadis wanita itu.
Terpisah, Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Regional II Kementerian Pariwisata Adella Raung mengatakan, Kelam Tourism Festival jadi cara efektif memetakan potensi pariwisata Sintang. Apalagi Sintang sangat kaya dengan potensi budaya Suku Dayak yang kuat.
"Kalau kata Pak Menteri Arief Yahya bilang, budaya itu semakin dilestarikan semakin mensejahterakan. Karena budaya iti sangat disukai wisatawan, terutama wisatawan mancanegara," kata Adella.
Bagi Kepala Bidang Pemasaran Area III Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional II Kemenpar Sapto Haryono, Kelam Tourism Festival harus lebih digencarkan lagi media promosinya. Karena menurutnya, sebagus apapun event yang digelar tidaklah efektif jika tidak didukung dengan promosi yang baik.
"Targetnya harus membidik pangsa pasar yang lebih luas. Selain wisatawan mancanegara festival ini juga harus membidik wisatawan nusantara khususnya kaum milenial. Karena festival ini sangat pas dengan mereka. Dilain sisi mereka juga menjadi agen promosi yang baik bagi pariwisata Sintang. Kalau perlu didatangkan para influencer untuk memposting setiap kegiatan yang ada. Biar gaungnya makin wah lagi," kata Sapto.
Program ini pun mendapat apresiasi positif Menteri Pariwisata Arief Yahya. Festival ini makin mengangkat potensi tersembunyi pariwisata Indonesia. Sehingga nantinya dapat memberikan pilihan destinasi lebih luas lagi bagi para wisatawan.
"Indonesia itu bukan cuma Bali. Indonesia itu bukan cuma Jogja. Kekuatan alamnya sudah tak terbantahkan. Sedangkan kekuatan budayanya menjadi sebuah nilai tersendiri yang mengundang wisatawan datang. Contohnya kekayaan budaya Suku Dayak di Sintang ini," ujar Menpar Arief Yahya.
Â
(*)