Liputan6.com, Toraja Toraja International Festival 2019 siap menyapa masyarakat Indonesia mulai hari Jumat, 19 Juli 2019. Event ini akan berlangsung 3 hari, hingga 21 Juli 2019 bertempat di Desa Ketekesu, Rantepao, Toraja, Sulawesi Selatan. Event ini dijamin meriah. Karena, Toraja International Festival 2019 akan dibanjiri performer asal luar negeri.
Hal tersebut terlihat dari rundown yang sudah dikeluarkan penyelenggara. Performer mancanegara yang hampir dipastikan tampil adalah Nita Aartsen Latin Quartet yang merupakan kolaborasi dari Brazil-USA-Indonesia. Ada juga atraksi Jeonju Gi-jeop Nori dari Korea, Bharatanatyam Dance (India), juga penampilan DJ Kamau (USA).
Toraja International Festival 2019 juga diwarnai sejumlah kolaborasi internasional. Seperti Violin, Flute & Tabla Trio feats Kamau Abayomi, dan Turiolo Ensemble feats and Rodrigo Pareja and Nevan Suntareja.
Advertisement
Namun, tidak hanya performer mancanegara yang hadir. Sejumlah daerah di nusantara akan menampilkan kesenian terbaiknya. Seperti Sundanese Tarompet Ensemble feats Yoyon Darsono asal Bandung, Jawa Barat, dan Hip Hop Kupang asal Nusa Tenggara Timur.
Menurut Staf Khusus Menpar Bidang Media dan Komunikasi Don Kardono, Toraja International Festival 2019 akan kaya warna. Akan menjadi perpaduan antara budaya tradisional Toraja dengan budaya nasional bahkan mancanegara.
“Toraja International Festival wajib ditunggu. Karena, event ini menjadi ajang tampilnya budaya Toraja, nasional, hingga internasional. Semua akan mendapatkan kesempatan untuk memukau wisatawan dengan kekayaan dan ciri khas masing-masing. Dan ini yang membuat festival menjadi keren,” papar Don yang juga Tim Kurator Coe 2019 Kemenpar.
Sementara Ketua Tim Pelaksana Calendar of Event Kemenpar Esthy Reko Astuty, mengatakan salah satu atraksi yang harus ditunggu adalah penampilan Tari Paduppa. Tarian ini akan dibawakan oleh 12 penari dari 12 negara. Mereka adalah penerima Indonesian Arts and Culture Scholarship. Atau, atau dikenal juga sebagai Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia yang diselenggarakan Kementerian Luar Negeri.
“Ke-12 peserta itu belajar Budaya dan Kesenian Sulawesi Selatan selama 3 bulan di Kazaki Art School, yang dipercaya oleh Kementrian Luar Negeri sebagai fasilitator untuk wilayah Makassar Sulawesi Selatan,” papar Esthy.
Ke-12 penari internasional itu adalah Asya Mammadli asal Azerbaijan, Tchibozo Fifonsi Malvina Stevie (Benin), Ratu Paula Masara (Fiji), Devi Aprisanti Ritonga (Indonesia), Haruna Ono (Jepang), Soukaina Karroum (Marocco), Nurul Atirah binti Zainal Abidin (Malaysia), Jessrel Escaran Gilbuena (Filipina), lonut Cristian Cazacu (Romania), Popova Olga (Russia), Mari May (Solomon Islands), Alberto Trijueque (Spanyol).
Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional III Kementerian Pariwisata Muh. Ricky Fauziyani, mengatakan di Toraja International Festival wisatawan tidak hanya mendapatkan atraksi budaya.
“Toraja dikenal sebagai daerah yang memiliki alam yang keren. Banyak spot dan destinasi yang bisa dikunjungi. Sayang sekali kalau dilewatkan. Karena yang mereka miliki tidak ada di daerah lain. Sangat khas,” paparnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya, mengatakan Toraja termasuk daerah di Indonesia yang masih menjaga kebudayaan dengan sangat baik. Tidak tergerus dengan kemajuan jaman.
“Toraja bisa terus melestarikan nilai-nilai budaya yang dimilikinya. Mereka tidak terganggu dengan modernisasi. Justru, Toraja memanfaatkan kemajuan teknologi untuk mempromosikan kekayaan budaya itu. Dan hal menjadi nilai lebih. Ingat budaya semakin dilestarikan akan semakin menjual, semakin bernilai,” papar mantan Dirut PT Telkom itu.
(*)