Liputan6.com, Jakarta - Ada dua pilihan yang mungkin dihadapi banyak perempuan, menjalin hubungan cinta dengan lelaki baik atau lelaki yang disayangi? Pertimbangan ini kian sulit bagi perempuan yang berniat melanjutkan hubungan ke jenjang pernikahan.
Pertimbangannya tentu sangat banyak. Setelah dipikir-pikir, seperti banyak hal, tentu ada negatif dan positif dalam memiilih salah satunya. Dilema ini kian parah dan membuat Anda makin sulit memutuskan pilihan.
Advertisement
Baca Juga
Fimela.com merangkum, penulis dan filsuf Alain de Botton yang menulis esai The New York Times berjudul Why You Will Marry The Wrong Person mengatakan, "Kita semua tak akan berhasil menemukan orang yang tepat, tetapi kita mungkin berhasil menemukan orang yang baik dan itu sudah termasuk kesuksesan dalam sebuah hubungan."
'Lelaki baik' ini kemungkinan besar adalah campuran dari hal yang Anda sukai dan tidak. Ada kalanya Anda jatuh hati dan ada kalanya pula membenci. Bisa jadi keseimbangan inilah yang lebih baik dipilih karena seringkali orang yang dicintai justru sering membuat kecewa dan Anda akan lebih mudah jatuh cinta pada lelaki baik.
Seperti dikatakan Botton, tanda kematangan psikologis sejati adalah ketika Anda punya kemampuan untuk berhenti mencari kesempurnaan dan menerima kenyataan bahwa manusia, termasuk lelaki baik, memang aneh dan menyebalkan. (Febi Anindya Kirana/Fimela.com)