Sukses

Di Balik Ketangguhan Perempuan yang Menjalani Multi-Peran

Ketika perempuan dihadapkan dengan ragam aspek kehidupan dan harus menjalaninya secara bersamaan.

Liputan6.com, Jakarta - Pemahaman tentang memaknai hidup akan terasa sangat personal bagi setiap orang. Begitu pula ketika berbicara perempuan yang dituntut untuk menjalankan multi-peran, baik di lingkungan keluarga hingga pekerjaan.

Selaras dengan spirit para perempuan, Female Radio meluncurkan kampanye bertajuk "Hidup Lebih Bermakna" yang sekaligus menjadi bagian dari perayaan hari jadi yang ke-30 tahun.

"Perempuan itu strong karena mampu menjalani peran yang beragam. Di dalam dirinya, perempuan juga punya mimpi dan berusaha mewujudkannya atau fantasi seperti menikmati waktu luang," kata Fifi Soemarno, GM Female Radio di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis (18/7/2019).

Kampanye "Hidup Lebih Bermakna" hadir dengan sebuah tujuan mendalam, bagaimana dapat mempererat hubungan dengan orang terkasih lewat bertukar cerita.

"Ajakan untuk semua perempuan dan pasangan atau keluarga dapat sharing tentang hidup lebih bermakna versi masing-masing. Kekuatan perempuan salah satunya friendship dan kita harap bisa saling menginspirasi," tambahnya.

Female Radio juga memperingati genapnya tiga dekade mengudara dengan meluncurkan logo baru yang merepresentasikan identitas yang lebih segar dan semangat di dalamnya.

"Logo kami yang baru "Love Life" dengan filosofi yang melambangkan serta mengajak perempuan mencintai hidup baik saat bad or good things datang. Semua yang hadir itu bisa jadi blessing atau lesson," ungkap Fifi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Multi-Peran Perempuan di Mata Psikolog Keluarga

Dari masa ke masa, perempuan sepanjang hidupnya akan dihadapkan dengan beragam peran. Perempuan pun harus menjalani setiap aspek kehidupan dalam satu waktu.

"Intinya ada empat sampai lima peran perempuan dari dulu sampai sekarang yakni sebagai pasangan, istri, ibu, anak dari orangtua mereka. Yang membuat suasana tak menjadi terlalu ringan ketika bertukar dari satu peran ke peran lain seperti di rumah sebagai ibu, di kantor sebagai pekerja," kata Retno Dewanti Purba, psikolog keluarga.

Retno menjelaskan bahwa perempuan menjadi tertekan, stres, hingga merasa tidak nyaman sering kali karena menetapkan target yang tinggi pada setiap peran yang dijalankan.

"Mau jadi ibu yang baik, pekeja yang perform. Menaruh setting goals tinggi dan harus bertukar peran sehingga kemungkinan untuk jatuh menjadi lebih tinggi," tambahnya.

Bahkan, kata Retno, sering kali perempuan mudah menyalahkan diri sendiri apabila peran yang dijalankan tidak pada hasil yang maksimal.

"Sebagian besar individu dewasa akan lebih mudah menangani diri ketika mengenali diri sejak remaja. Apresiasi emosi yang muncul dalam diri, baik emosi positif dan negatif jadi lebih dapat meletakkan emosi di mana, pada siapa, dan dikondisi apa," kata Retno.