Sukses

Galang Dana untuk Kolong Tangga, Museum Mainan Anak Pertama di Indonesia

Relawan Museum Pendidikan dan Mainan Kolong Tangga mengadakan penggalangan dana.

Liputan6.com, Jakarta - Museum khusus yang menyimpan mainan anak-anak terbilang sangat langka. Dari kelangkaan itu ada Museum Pendidikan dan Mainan Kolong Tangga yang beralamat di  Jalan Tirtodipuran, Mantrijeron, Yogyakarta.

Museum tersebut adalah museum mainan anak pertama dan satu-satunya di Indonesia. Dibuka untuk umum pada 2 Februari 2008 dan buka tiap Selasa-Minggu pukul 09.00-16.00 WIB.

"Museum ini didirikan berawal dari satu kekhawatiran Pak Rudi Corens–seorang seniman berkebangsaan Belgia yang sudah lama tinggal di Yogyakarta–akan anak-anak dan remaja yang cenderung melupakan budaya dan tradisi mereka sendiri di era globalisasi ini. Anak-anak sekarang lebih memilih untuk menghabiskan waktu untuk menonton televisi atau bermain gadget dan elektronik lainnya," seperti dikutip dari kolongtangga.org, Selasa (23/7/2019).

Selain mainan, menurut relawan Museum Pendidikan dan Mainan Kolong Tangga Redy Kuswanto, museum ini juga menyebarkan misi pendidikan alternatif bagi-anak.

"Melalui berbagai kegiatan bebas biaya, antara lain berliterasi, workshop, keterampilan, guiding, kunjungan ke rumah sakit, panti, serta ke sekolah-sekolah di pedalaman," tulis Rudi dikutip dari Kitabisa.com, Selasa (23/7/2019).

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Koleksi Museum dan Penggalangan Dana

Museum ini memiliki hampir 17 ribu buah objek yang terdiri dari mainan, permainan, buku cerita lama, poster, gambar, dan lain-lain dari Indonesia dan dunia.

Karena keterbatasan ruang, pihak museum hanya menampilkan sekitar 300-500 objek saja. Sisanya disimpan di gudang sekretariat museum.

Koleksi tersebut 80 persen dari sumbangan Rudi Corens pada Yayasan Dunia Damai. Sisanya berupa sumbangan dari para sahabat museum, donatur, dan sponsor. Mereka juga melakukan pertukaran koleksi mainan dengan museum anak-anak lain, salah satunya dengan sebuah museum di Hongaria.

Namun, setelah sembilan tahun bersama anak-anak, museum ini harus tutup pada Juli 2017. Meski begitu, ruh Museum Pendidikan dan Mainan Kolong Tangga masih ada dan hidup dalam jiwa para relawannya.

Lewat kitabisa.com, Redy Kuswanto berusaha menggalang dana untuk memiliki gedung baru yang bisa memenuhi ruang belajar dan bermain anak, ruang memajang 18 ribu lebih objek museum, dan tempat aktivitas dan kegiatan anak lainnya.