Liputan6.com, Jakarta Berbagai atraksi di Taman Nasional Pulau Komodo benar-benar membuat tercengang. Salah satunya yang membuat peserta famtrip Jepang tercengang adalah Pulau Kalong yang terletak antara Pulau Papagarang dan Pulau Rinca.
Perwakilan dari Hokuriku Asahi Broadscasting, Kazuhiko Hamasaki mengungkapkan, perjalanan ke Pulau Kalong adalah pengalaman luar biasa. Terlebih saat melihat ribuan kelelawar terbang dari sarangnya. Mereka berhamburan ke berbagai penjuru, membentuk pemandangan yang indah di langit senja.
“Ini luar biasa. Sangat menarik. Ukuran mereka yang besar-besar dan dalam jumlah banyak, membuat detail gambar di kamera terlihat semakin nyata. Saya rasa jarang sekali daerah yang punya atraksi semacam ini,” ucapnya.
Advertisement
Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II Kemenpar Nia Niscaya menjelaskan, Pulau Kalong termasuk dalam wilayah Taman Nasional Komodo. Seperti namanya, pulau ini merupakan rumah bagi Kalong atau kelelawar. Di sini, wisatawan bisa menyaksikan ribuan kelelawar. Pada siang hari, makhluk unik tersebut bertahan di hutan bakau. Mereka mulai terbang untuk mencari mangsa ketika senja tiba.
“Ukuran kalong atau kelelawar di sini cukup besar. Namun, mereka tidak membahayakan manusia. Mereka justru tampak bersahabat karena keberadaannya selama ini tidak pernah diusik. Secara keseluruhan, ini adalah pemandangan yang bernilai bagi wisatawan. Termasuk bagi para fotografer atau videografer untuk mengabadikan moment-moment menarik,” ujarnya, Kamis (25/7).
Waktu terbaik untuk berkeliling Pulau Kalong adalah saat senja hingga malam hari. Sebab, banyak kelelawar mulai mencari makanan. Mereka meninggalkan sarang mereka dan terbang berkelompok. Saat itu, langit akan ditutupi ribuan kelelawar. Mereka baru kembali ke sarang di pagi hari.
Wisatawan bisa menyaksikan moment itu dari kapal. Karena pulau ini ditutupi hutan mangrove, maka wisatawan tidak bisa menjelajahinya dengan berjalan kaki. Tidak ada yang tahu di mana kelelawar itu mencari makanan. Daya tarik lain adalah mangrove. Karena mangrove adalah rumah kelelawar, maka penduduk setempat merawat mangrove dengan baik. Itu berarti tidak ada yang diperbolehkan memotong pohon. Termasuk tidak boleh menangkap ikan secara ilegal di sekitar lokasi.
“Dengan peraturan itu, Pulau Kalong mempertahankan keindahan dan kelestarian alamnya. Inilah alasan mengapa wisatawan mancanegara sangat tertarik untuk mengunjungi Pulau Kalong, selain atraksi lain di dekatnya,” kata Nia.
Untuk menyambangi Pulau Kalong, wisatawan harus mengunjungi Labuan Bajo terlebih dahulu. Dari sini, wisatawan bisa menyewa speedboat. Dibutuhkan sekitar 30-50 menit untuk sampai di pulau tersebut. Biasanya, agen perjalanan sudah memasukkan Pulau Kalong dalam paket tur wisata ke Taman Nasional Komodo.
Lebih jauh Nia Niscaya menerangkan, famtrip media Jepang ke Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur (NTT), berlangsung selama 6 hari. Yaitu tanggal 21-26 Juli 2019. Kegiatan ini sangat strategis untuk menggenjot kembali angka kunjungan wisatawan Jepang. Selain ke Labuan Bajo, mereka juga dibawa Famtrip ke Bali.
Menurutnya, jumlah kunjungan wisatawan Jepang ke Indonesia tahun 2018 mengalami penurunan sekitar 7,45% dibanding tahun 2017. Atau sebanyak 530.573 wisman di tahun 2018, dan 573.310 wisman di tahun 2017.
Padahal, lanjut Nia, spending wisman Jepang cukup besar. Sekali berkunjung ke Indonesia, pada umumnya wisatawan Jepang menghabiskan waktu 6-7 hari. Mereka mengeluarkan uang rata-rata sebesar USD 1,013 per visit.
"Ini menjadi pendorong Kemenpar dalam meningkatkan promosi pariwisata Indonesia ke Jepang. Contohnya seperti famtrip yang kita gelar. Kita harus mampu memenuhi target 690.000 kunjungan wisman Jepang tahun ini,” tegasnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya menyatakan, famtrip kali ini sangat tepat sasaran. Ia yakin kegiatan ini bakal menimbulkan efek domino yang positif bagi pariwisata Labuan Bajo. “Saya amat yakin, karena media dan blogger ini mempunyai basis follower yang tidak sedikit. Pasti akan memberi dampak positif,” kata Menteri Pariwisata Terbaik ASEAN ini.