Sukses

Kisah Pendekar Cilik yang Jadi Pusat Perhatian di Festival Pencak Silat Rawajati

Ghita Grasia sejak awal sudah memperlihatkan bakat dalam bidang pencak silat lewat teknik memukul yang dipertunjukkannya.

Liputan6.com, Jakarta - Meski usianya terbilang masih muda, semangatnya untuk melestarikan kebudayaan Betawi tidak pernah luntur. Tubuhnya yang mungil memperlihatkan lekukan badan yang sigap dan tanggap saat memperlihatkan setiap jurus dari olahraga pencak silat.

Ghita Grasia Ramadhani, perempuan cilik yang jadi maskot saat Festival Kampoeng Rawajati ke-2 ini, tampil memukau di hadapan para penonton. Sorak-sorai penonton ramai saat melihatnya tampil lincah mempertunjukkan seni bela diri di panggung festival bertema "Cintai Seni Budaya Betawi Sampai Menuju Prestasi" itu.

Usia Ghita baru menginjak 9 tahun, tetapi ia sudah memiliki berbagai prestasi di bidang pencak silat. Baru-baru ini, ia memperoleh Juara 1 Putri Terbaik pada Festival Centra Bandung yang diikuti lebih dari 100 perguruan pencak silat se-Jabodetabek.

"Senang bisa dapet juara putri terbaik di Bandung. Saya suka dengan silat karena silat bisa untuk bela diri," ujar Ghita kepada Liputan6.com pada Minggu, 28 Juli 2019.

Siswa kelas 3 SDN 02 Cikanjur Jakarta Selatan itu sudah tertarik dengan silat sejak masih kecil. Ia mulai bergabung dengan sanggar silat pada umur 6 tahun di Perguruan Silat BMDI (Beksi Merah Delima Indonesia).

Salah satu pelatih Ghita dari Sangar BMDI mengatakan, anak yang lahir pada 2010 itu sudah memperlihatkan kemampuan dan bakat yang dimilikinya sejak awal. Hal ini terlihat sejak ia bergabung menjadi salah satu anggota di perguruan silat yang berada di dalam Asosiasi Silat Tradisi Betawi Indonesia (ASTRABI) ini.

"Nah, kalau Ghita ini sudah kelihatan saat awal dia belajar dari teknik memukulnya. Biasanya, anak kecil saat pertama kali belajar belum bisa menimbulkan power, sementara Ghita sudah menimbulkan power terlebih dahulu, walaupun baru tahap awal belajar," ujar Abdul Gofi, Pelatih Silat Sanggar BMDI.

Ghita tak hanya bagus dalam hal power, tetapi juga pandai memainkan mimik wajah saat tampil di berbagai turnamen ataupun pentas silat. Selain itu, ia juga mudah untuk diarahkan oleh guru pencak silatnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Berbagai Jurus

Para pelatih dari sangar pencak silat memberikan Ghita berbagai jurus yang dapat digunakan untuk mengadang lawan ataupun membela dirinya. Berbagai jurus berhasil dikuasainya lewat latihan rutin dua kali seminggu.

"Jurus ketok buat nangkis orang yang lagi mukul. Tapi kalau jurus cauk, buat nangkis tangan sama memukul orang," ujar Ghita saat ditemui setelah tampil di atas panggung Festival Kampoeng Rawajati.

Selain menyabet juara pada Festival di Bandung, Ghita juga pernah mendapatkan Juara Pertama kategori anak dalam Festival Silat Jampang ke-7 pada 2018. Hal ini tidak semata-mata langsung diperoleh oleh Ghita dengan cara yang mudah karena ia harus menjalani latihan intensif untuk berbagai perlombaan.

"Proses latihan untuk seorang Ghita sendiri, memerlukan waktu setahun untuk dididik dan akhirnya bisa mengikuti berbagai perlombaan yang ada," ujar Abdul Gofi.

Ghita juga mengatakan bahwa dirinya memiliki cita-cita menjadi seorang dokter sekaligus guru silat. Hal ini karena kecintaannya terhadap budaya Betawi dan juga rasa kemanusiaan dalam dirinya yang ingin membantu sesama manusia. (Devita Nur Azizah)