Liputan6.com, Jakarta Anak yang hadir di dunia ini bukan hanya titipan. Mereka adalah anugerah bagi orangtua pada khususnya dan sudah selayaknya bertumbuh dengan pola asuh yang bijak dan penuh kasih.
Dalam proses tumbuh kembangnya, anak butuh intervensi atau peran orangtua. Tak dapat dipungkiri, bagi orangtua yang memiliki anak dengan kebutuhan khusus (ABK) seperti autis. Keterlibatan keluarga pada tahap proses penilaian, pembentukan, pemantauan, serta kemajuan tumbuh kembangnya sangatlah penting.
Topik ABK dengan autisme atau Austisme Spektrum Disorder (ASD) menjadi ulasan materi dalam Seminar Pendidikan Autisme yang digelar di Auditorium SCTV Tower pada Rabu (7/8).
Advertisement
Acara yang digagas oleh Yayasan Pundi Amal Peduli Kasih (YPP) bekerja sama dengan Yayasan Masyarakat Peduli Autis Indonesia (MPATI) ini, dibuka untuk umum dan dihadiri lebih dari 400 orang. Mereka adalah para orangtua, guru, terapis, hingga orang-orang yang tertarik mempelajari seluk beluk autisme.
Managing Director of EMTEK, Sutanto Hartono menjelaskan, acara ini mendatangkan narasumber yang berkompeten di bidangnya. Adalah Brad McGarry, Direktur The Autism Initiative di Mercyhurst University, AS.
"Dia memaparkan teknik dan bagaimana menyusun kurikulum dan suporting system pada murid autism, sehingga mereka bisa berhasil di perguruan tinggi," jelas Sutanto.
Dalam acara itu, Brad menjelaskan bahwa setiap ABK dengan autis berpikir dengan cara berbeda. Dari hasil penelitiannya, Brad mengungkapkan bahwa ABK dengan autis adalah pemikir visual, juga sangat menyukai data.
"Mereka pemikir visual yang berpikir dengan gambar dipikiran mereka. Gambar membuat mereka lebih mudah untuk memahami. Selain itu mereka menyukai data karena mereka adalah orang-orang yang berpikir dengan logis," jelas Brad.
Meski demikian, untuk mendidikan ABK dengan autis butuh waktu yang lebih lama. Oleh karena itu menyoal kurikulum untuk ABK dengan autis disesuaikan dengan kondisi mereka.
Dukungan Banyak Pihak
ABK dengan autis masih membutuhkan dukungan atau bantuan dari orang-orang disekitarnya. Dalam hal ini, tantangan datang bukan hanya untuk si anak itu saja. Tapi tantangan harus dihadapi oleh para orangtua, ketika akan menyekolahkan anak mereka ke jenjang yang lebih tinggi.
Dengan harapan agar para masyarakat di Indonesia mendapat edukasi tentang ABK dengan autis, sejumlah pihak pun ikut ambil bagian untuk mendukung acara Seminar Pendidikan Autisme bertema Kunci Agar Murid Autis Sukses di Sekolah Menengah dan Universitas.
Dukungan datang dari PT Sido Muncul yang rutin melakukan program-program sosial. Selain itu, juga ada dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Direktur Konsumer Bank BRI, Handayani mengatakan bahwa seminar ini sejalan dengan tujuan perusahaan, yaitu mengedukasi masyarakat Indonesia. "BRI mendukung sosialisasi dan edukasi terkait autism, agar orangtua bisa memiliki pengetahuan yang cukup. Kami mengumpulkan komunitas dan orangtua yang punya anak berkebutuhan khusus."
Hal senada juga diungkapkan oleh Susan Ernwati selaku Nutrition & Special Foods Division Head of Marketing dari Indofood. Susan menjelaskan bahwa Indofood dalam bidang pendidikan, selalu memberikan dukungannya.
"Kami selalu memberikan rising awarness mengenai autism. Dengan adanya seminar ini, orang tua jadi tahu tips mengatasi autism, dan bagaimana mereka (ABK dengan autis) bersosialisasi dengan lingkungannya," kata Susan.
Â
(*)