Sukses

3 Produk Plastik Sekali Pakai yang Kurang Penting dan Bisa Diminimalkan

Manusia bukan berarti tak boleh pakai produk berbahan plastik, tetapi penggunaannya dibatasi pada yang penting-penting saja.

Liputan6.com, Jakarta - Jumlah sampah plastik yang kian memprihatinkan membuat sejumlah pihak bergerak sekaligus mendorong lebih banyak orang mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Direktur Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik (GIDKP) Tiza Mafira menuturkan, tiga komponen utama dalam perwujudan gerakan ini adalah publik, perusahaan swasta, dan pemerintah.

"Plastik itu kan banyak sekali ada di aspek hidup. Bukan berarti jadi antiplastik. tapi lebih membatasi penggunaan plastik sekali pakai," katanya saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Kamis, 8 Agustus 2019.

Langkah awal yang sangat sederhana untuk ikut dalam gerakan ini, menurut Tiza, adalah fokus pada plastik sekali pakai yang tidak menempel ke makanan. Tiga produk yang jadi sasaran adalah kantong, alat makan, dan sedotan plastik.

"Kalau dipikir-pikir, tiga produk plastik itu sebenarnya tidak esensial. Kantong plastik bisa diganti jadi totebag, bisa berulang kali dipakai jadi nggak keluar uang terus. Alat makan juga semisal lagi di rumah atau kantor kan juga nggak terlalu penting. Soal sedotan, minuman sebenarnya bisa langsung diminum," terangnya.

Karenanya, Tiza merekomendasikan mengurangi pemakaian tiga produk plastik itu sebagai langkah awal diet plastik sekali pakai. "Karena ada, jadi tiga produk itu (kantong, alat makan, dan sedotan plastik) terpakai terus," tambah Tiza.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Produk Plastik Tidak Esensial

Dalam upaya melakukan diet plastik sekali pakai, Tiza menuturkan, publik harus cermat dalam mengidentifikasi produk yang dimanfaatkan. "Kalau kemasan (plastik), ada fungsinya menjaga makanan higienis," ujarnya.

Kendati, Tiza juga tak menutup kemungkinan keberadaan alternatif kemasan untuk lebih menekan penggunaan plastik sekali pakai. Pihak GIDKP sendiri telah meriset terkait produk plastik tidak esensial di sejumlah kota.

"Misal di Jakarta. Baik restoran maupun pedagang kaki lima, ada 13--15 macam jenis plastik yang dipakai membungkus satu porsi makanan. Setiap bulan, restoran tercatat pakai 500--1000 pcs plastik, sementara PKL 200--500 pcs," terangnya.

Dari sekian jumlah, alat makan plastik jadi yang paling banyak digunakan, disusul kantong plastik.