Sukses

Pergulatan Hidup Ali Muharam Bangun Makaroni Ngehe

Ali Muharam sempat menjadi penjaga kantin sebelum membuka bisnis Makaroni Ngehe yang kini tersebar di Jabodetabek.

Liputan6.com, Jakarta - "Don't ever kill your dream,". Begitu salah satu bunyi kutipan di dalam buku bertajuk Ngehe karya founder sekaligus CEO Makaroni Ngehe, Ali Muharam. Kutipan yang ada di prolog buku adalah Catatan Ali yang ia tulis pada 11 Oktober 2010 silam.

Kekuatan keyakinan Ali untuk mewujudkan mimpi selama bertahun-tahun berbuah manis. Ia berhasil mengembangkan usaha camilan makaroni khas tanah kelahirannya, Tasikmalaya hingga kini memiliki 33 outlet yang tersebar di Jabodetabek.

Jauh sebelum merengkuh kesuksesan, pria berusia 33 tahun ini telah lebih dahulu mengecap pahit manis kehidupan dan upaya membangun usaha. Kisah hidupnya pun terangkum dalam buku Ngehe yang resmi dirilis pada Senin, 19 Agustus 2019.

"13 bulan saya dedikasikan waktu, waktu, dan semaksimal saya bisa. Buku ini titik awal saya mewujudkan mimpi saya dari awal merantau ke Jakarta hingga jadi penulis," kata Ali Muharam di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, saat perilisan buku Ngehe.

Buku setebal 310 halaman ini adalah autobiografi yang mengisahkan pergulatan hidup Ali. Buku Ngehe juga merangkum fase-fase penting dalam kehidupannya hingga jadi pengusaha sukses.

"Saya menceritakan cerita hidup saya sendiri, ingin setidaknya orang-orang yang menjalankan usaha mereka bisa ada suntikan semangat dan tahu untuk menjadi sukses perjalanan tidak hanya bekerja keras tapi harus keras kepala di saat seisi dunia berkata 'tidak bisa' kita tetap harus keras kepala ini 'bisa'," lanjutnya.

Ali Muharam memutuskan merantau ke Jakarta pada 2005 silam. Kala itu, ia menjalani beragam pekerjaan mulai dari penjaga warung makan, bekerja di kantin karyawan sebuah bank, mencuci piring di sebuah mal, hingga jadi asisten.

Jatuh bangun kehidupan mengantarkan Ali mencoba usaha makaroni yang resmi berdiri pada 11 Maret 2013. Kala itu ia membuka outlet dekat tikungan sebuah kampus swasta di kawasan Kemanggisan, Jakarta Barat.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Proses Penulisan Buku Ngehe

Sebelum menjadi pengusaha muda sukses, Ali Muharam telah menyimpan kecintaan pada dunia menulis sejak duduk di bangku Sekolah Dasar. Menulis yang kini tidak hanya sebatas kegemaran baginya, tetapi berwujud nyata yakni merangkum kisah hidup di buku Ngehe.

"Proses penulisan buku Ngehe sangat sulit karena ini bukan fiksi tetapi based on true story. Saya harus benar-benar mengingat secara detail kejadian di masa lalu dan itu emosional banget," kata Ali Muharam.

Tak dapat dipungkiri, dalam masa penulisan buku pria kelahiran 26 September 1985 ini mengaku tak jarang terjebak dengan pergulatan emosi sendiri. Walau begitu, ia harus cepat bangkit dan kembali menulis.

"Saya sendiri paksakan kecuali saya sudah nggak kuat saya tidur atau nggak refreshing dulu ke luar kota. Tapi pada akhirnya, mau nggak mau, saya tetap harus paksakan karena ini sesuatu yang harus saya selesaikan," tambahnya.

Buku Ngehe tak hanya berisi kisah hidup Ali, tetapi ada makna mendalam lain. Buku tersebut juga sebagai bentuk baktinya kepada Indonesia dan juga pada sang ibu yang telah tiada.

Secara universal, buku Ngehe juga merangkum visi misi Ali. Ia berkisah, sejak awal lulus SMA ia selalu berpikir untuk menjadi seseorang yang berguna bagi lingkungan.

"Saya harus melakukan sesuatu untuk negeri dan memberi kontribusi dari pada mengkritik penilaian tanpa ada aksi. Ini bakti untuk negara, orang-orang yang ada di usaha saya, terutama untuk ibu saya," tutur Ali.