Liputan6.com, Jakarta - Di Jakarta, warung atau kedai nasi uduk banyak dijumpai di berbagai tempar. Mulai dari warung kecil di rumah, warung pinggir jalan sampai warung yang cukup besar. Salah satu warung nasi uduk yang cukup besar dan sudah banyak dikenal adalah Nasi Uduk Gondangdia.
Tempat makan yang cukup besar layaknya sebuah restoran ini berlokasi di Jalan Cikini 4, Gondangdia, Jakarta Pusat. Seperti warung nasi uduk pada umumnya, tempat ini menyajikan makanan andalan mereka dalam bungkusan daun pisang. Bedanya, di sini bungkusnya dibentuk seperti kerucut yang kemudian jadi ciri khas dan membedakan mereka dari kemasan nasi uduk lainnya.
Advertisement
Baca Juga
"Sejak awal pemilik warung ini memang menyajikan nasi uduk dengan daun pisang dengan bentuk kerucut, supaya jadi ciri khas, dan ternyata bertahan sampai dengan sekarang," terang Dito, pengawas dan karyawan senior di Nasi Uduk Gondangdia.
"Pemilik warung nasi uduk ini ada empat orang, mereka masih ada hubungan keluarga. Dari awal tempatnya di jalan ini juga tapi dulu beberapa rumah dari sini dan belum terlalu besar. Sekarang tempatnya lebih besar. Saya sendiri dipercaya mengelola sejak sepuluh tahun lalu," lanjutnya.
Tentu bukan hanya bungkus berbentuk kerucut itu saja yang membuat warung ini banyak disukai dan hampir selalu ramai pengunjung. Tempat yang mulai buka sejak 1993 ini menyajikan nasi uduk dengan aroma wangi, gurih, dan pulen.
Pilihan lauk di warung nasi uduk ini termasuk beragam dan sangat lengkap Ada ayam goreng, ati ampela, sate usus, tahu, tempe, bebek, paru, cumi goreng, empal, udang dan sayur asem. Lalu ada beberapa macam ikan.seperti bawal dan gurame yang masih segar.
Ikan yang disimpan di tempat pendingin ini baru digoreng atau dibakar kalau ada yang memesan. Lauk tersebut diletakkan di etalase kaca sehingga mudah dilihat oleh pembeli.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Ayam Goreng Paling Favorit
Menurut Ditto, ayam goreng, bebek goreng dan empal goreng termasuk menu paling favorit. Ayamnya teksturnya cukup renyah dan paling pas disantap bersama sambal kacang atau sambal goreng.
Potongan ayamnya tidak begitu besar, katanya mereka hanya memakai ayam jantan. Bagian luarnya terasa kriuk ketika digigit, tetapi dalamnya lembut dan bumbu kunyitnya meresap ke dalam.
Kenikmatan ayam goreng Nasi Uduk Gondangdia juga diakui oleh Ida, salah seorang pelanggan mereka. "Saya sudah sering kesini, dari saya masih sekolah. Semua saya suka, terutama nasi uduknya, gurihnya terasa banget, original lah. Kalau lauknya saya paling suka ayam goreng. Dagingnya empuk terus bumbunya terasa banget gurihnya," tutur Ida pada Liputan6.com.
Satu lagi yang khas dari Nasi Uduk Gondangdia adalah menampilkan live music yang terdiiri dari seorang penyanyi perempuan dan seorang pemain kibor. Mereka tampil tiap hari dari pukul 19.00 sampai menjelang tutup.
"Live music ini memang inovasi supaya suasananya lebih hidup dan ramai, apalagi di sini kawasannya nggak terlalu bising jadi pas kalau ada hiburan musik," ungkap Dito. Para pengunjung tak hanya bisa menikmati live music yang sudah ada sejak 2010 ini, tapi juga bisa request lagu.
Advertisement
Ramai Sampai Malam Hari
"Mereka bisa bawain lagu apa saja, lagu daerah juga bisa, hampir semua jenis lagu bisa mereka bawakan," ujar Dito. Meski kawasan di sekitar warung tersebut termasuk sepi, tapi Nasi Uduk Gondangdia hampir selalu ramai pengunjung.
Jam makan siang dan jam makan malam biasanya jadi jam paling sibuk. Warung makan ini buka setiap hari dari pukul 10 pagi sampai sekitar pukul 11 malam.
Untuk harga, satu porsi nasi uduk dihargai Rp10 ribu. Biasanya tiap orang akan disajikan dua bungkus nasi uduk dan bisa minta tambah kalau masih kurang. Sedangkan harga lauknya mulai dari Rp5 ribu sampai Rp65 ribu.
Yang paling mahal adalah ikan gurame yang bisa digoreng atau dibakar. Saat Liputan6.com akan beranjak pergi sekitar pukul 21.30, para pengunjung masih cukup ramai dan bahkan terlihat beberapa orang akan memasuki warung tersebut.
Di tengah suasana tenang dan sepi di kawasan tersebut, warung Nasi Uduk Gondangdia masih ramai dan terus melayani pengunjung yang datang saat malam makin larut.
Kami menerima kontribusi konten untuk rubrik Kuliner Malam Jumat, yaitu tempat kuliner cukup dikenal, punya ciri khas, dan masih buka pada malam hari. Konten harus berupa tulisan, foto, dan video berdurasi sekitar tiga menit.
Tulisan berupa cerita mendalam tentang tempat kuliner malam yang diangkat sekitar 1.000 sampai 1.500 kata, foto minimal lima buah, dan video. Format konten video bisa dilihat dari video Kuliner Malam Jumat yang sudah ditayangkan.
Hasil liputan dikirim ke email: dinny.mutiah@kly.id. Tersedia hadiah menarik bagi karya terpilih. Untuk pertanyaan lebih detil tentang konten liputan Kuliner Malam Jumat, bisa ditanyakan melalui alamat e-mail yang sama.