Liputan6.com, Jakarta - Luka akan bencana tsunami yang meluluhlantakkan Aceh pada 2004 merupakan titik awal founder Happy Hearts Indonesia Petra Nemcova tergerak memberi kesempatan dan harapan baru bagi para korban, terutama anak-anak.
Komitmen ini ditunjukkan dengan kembali membangun sekolah agar harapan akan masa depan lebih baik terus ada. "Yang kami bangun biasanya kebutuhan dasar. Output-nya dua ruang kelas, satu kamar mandi lengkap dengan air bersih," kata Development Director Happy Hearts Indonesia Lusman Yunarto di kawasan Jakarta Pusat, Selasa, 27 Agustus 2019.
Tapi, sambung Lusman, bila pendanaan cukup, biasanya juga akan dibangun ragam fasilitas tambahan, seperti perpustakaan dan ruang guru. Perabot di dalam sekolah, termasuk meja, kursi, dan buku juga disediakan Happy Hearts Indonesia.
Advertisement
Baca Juga
Pemugaran ruang kelas membuatnya tak hanya layak, yakni dengan tembok kokoh, antigempa, dan antibanjir, tapi juga menarik anak-anak lebih semangat belajar. Keberadaan hiasan mural jadi salah satu upaya yang dilakukan pihak Happy Hearts Indonesia.
"Setelah selesai renovasi gedung sekolah, selama lima tahun kami akan lebih fokus pada 'software', yakni pelatihan guru, kepala sekolah, dan yayasan. Tentang bagaimana mereka bisa mengelola sekolah dengan sukses. Jadi, setelah itu bisa mandiri dan dilepas sepenuhnya oleh Happy Hearts," terang Lusman.
Dalam pengawasan selama lima tahun setelah sekolah dipugar, organisasi nonprofit ini akan bekerja sama dengan yayasan lain yang memang fokus pada pelatihan soft skills. "Kami ingin mereka mendiri karena sekolahnya kan bukan punya Happy Hearts. Kami hanya bantu dan setelah itu dikembalikan lagi ke masyarakat setempat," ujarnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Sudah Bangun Ratusan Sekolah
Lusman mengatakan, hingga sekarang, total sudah ada 167 sekolah yang kembali dibangun Happy Hearts di Indonesia. "NTT sudah 30 sekolah lebih, semua bekelanjutan. Ada di Kupang, SDN Amsila. PAUD Joel," tuturnya.
Penggalangan dana yang dilakukan Happy Hearts sebagian besar bekerja sama dengan deretan perusahaan swasta yang menjalani corporate responsibility mereka. Kolaborasi ini bahkan sering kali terjadi tak hanya sekali.
"Dalam renovasi PAUD, biasanya kami butuh dana sektar Rp370 juta. Kalau tingkat SD sampai SMP menyentuh Rp500 juta. Kami lebih fokus ke PAUD karena kalau SD ke atas itu ada dana subsidi dari pemerintah. Tapi, tidak menutup kemungkinan juga," katanya.
Target membangun kembali sekolah bagi Happy Hearts terus meningkat setiap tahun. Dalam kurun waktu 12 bulan, mereka rata-rata membangun kembali 16--17 sekolah. "Tahun lalu rekor kita 24 sekolah. Tahun ini setelah melihat dukungan, kami bakal bangun 40 sekolah targetnya," ujar Lusman.
"Per hari ini sudah bangun 27 sekolah. on going 13 lagi sampai Desember," sambungnya. Sejauh ini, daerah yang berhasil dijangkau adalah di Jawa dan NTT.
"Pengecualian Lombok kemarin. Kami commit bangun 10 sekolah untuk bantu recovery. Sampai sekarang sudah enam sekolah yang selesai," katanya.
Lusman menyebut, pihak Happy Hearts Indonesia sangat terbuka bagi siapapun yang ingin bekerja sama menggalang dana. "Bisa diskusi bareng kami. Mau charity run ayo, mau yang lain juga bisa. Kami selalu siap," tandasnya.
Advertisement