Sukses

Keren, Angkasa Pura II Bangun Jembatan Baru Mirip Daun Semanggi

Bandara Internasional Soekarno-Hatta makin keren dan lengkap. Tahun depan, pintu masuk utama Jakarta ini akan memiliki jembatan baru, menyerupai daun semanggi.

Liputan6.com, Jakarta Bandara Internasional Soekarno-Hatta makin keren dan lengkap. Tahun depan, pintu masuk utama Jakarta ini akan memiliki jembatan baru, yang menyerupai daun semanggi. Jembatan ini dibangun untuk meningkatkan aksesibilitas dari dan ke bandara terbesar di Indonesia itu.

Di Soekarno-Hatta, jembatan itu tengah dibangun tepat di depan pintu masuk. Posisinya akan menghubungkan dua jalan yang mengelilingi bandara, yaitu Jalan Perimeter Utara dan Jalan Perimeter Selatan.

President Director PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin mengatakan, Soekarno-Hatta telah menjadi magnet pertumbuhan ekonomi. Sehingga, aksesibilitas menjadi hal yang cukup penting.

“Cukup banyak aktivitas bisnis bermunculan di sekitar bandara, seperti hadirnya sejumlah hotel dan wilayah perkantoran. Karena itu, kami menilai aksesibilitas sebagai hal yang penting, agar operasional bandara tidak terganggu," ujar Awaluddin.

Menurut Awaluddin, kehadiran infrastruktur ini diyakini membuat lalu lintas kendaraan bermotor di kawasan Soekarno-Hatta, Tangerang, dan Jakarta menjadi terintegrasi.

Kendaraan bermotor pun memiliki sejumlah alternatif. Baik dari Jalan Perimeter Utara langsung menuju Perimeter Selatan dan sebaliknya. Atau dari Perimeter Utara/Perimeter Selatan menuju arah bandara/Jakarta.

Untuk diketahui, saat ini, jumlah pergerakan kendaraan bermotor dari dan menuju Soekarno-Hatta cukup tinggi. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan jumlah penumpang pesawat yang mencapai 60-70 juta penumpang per tahun.

Setiap bulannya, taksi di Soekarno-Hatta melayani hingga 200.000 perjalanan penumpang, dan bus mencapai sekitar 29.000 perjalanan. Sementara itu, pergerakan kendaraan bermotor yang melintas pintu tol Sedyatmo dari dan ke bandara pada weekday dan weekend, dapat mencapai 1.500 satuan mobil penumpang (smp)/jam pada jam sibuk.

Pergerakan di ruas jalan lain di bandara dan sekitarnya dapat lebih dari itu. Kisarannya 2.000-6.000 smp/jam.

“Upaya kami untuk menjaga aksesibilitas tetap lancar, adalah dengan membangun jembatan yang mengintegrasikan lalu lintas dari dan ke bandara, Jakarta dan Tangerang. Kami targetkan, jembatan ini akan beroperasi pada 2020,” imbuhnya.

Jembatan tersebut dibangun dengan empat lajur, dengan total terdapat sembilan bagian pekerjaan. Yakni frontage utara, interchange utara, diagonal utara, clover utara, frontage selatan, interchange selatan, diagonal selatan, clover selatan, dan jembatan utama.

Keberadaan infrastruktur ini diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi kawasan sekitar bandara, untuk mendorong lebih bergeliatnya aktivitas perekonomian.

Menteri Pariwisata Arief Yahya semakin senang dengan berbagai pembangunan infrastruktur tersebut. Menpar mengatakan, hal ini akan membuat pariwisata Indonesia semakin kompetitif dan memiliki daya saing di dunia.

"Indonesia semakin mengglobal. Pariwisata Indonesia bakal semakin kompetitif dengan dukungan fasilitas dan layanan yang semakin berkelas dunia," ucap Arief.

Aksesibilitas, imbuhnya, memiliki pengaruh penting terhadap pariwisata. Dengan akses yang baik, maka arus wisatawan akan semakin mudah dan nyaman.

"Kita tidak pernah khawatir dengan keragaman atraksi. Indonesia punya banyak ragam atraksi yang besar. Sehingga akses dan amenitas juga harus dapat menunjang dengan baik," kata Arief.

 

(*)