Sukses

Curhat William Wongso Ditolak Masuk Dapur Hotel Bintang 5 di Wina

Padahal, William Wongso hendak menunjukkan bagaimana memasak makanan Indonesia. Namun, chef bintang lima itu mengaku sudah belajar lewat media sosial.

Liputan6.com, Jakarta - Ahli kuliner nusantara, William Wongso berbagi kisah pahit saat akan mengisi acara Indonesia Tourism and Culinary Festival di Wina, Austria, Juni 2019 lalu. Ia ditolak masuk dapur hotel bintang lima untuk menyajikan makanan Indonesia.

"Padahal di B****** Paris saja, saya boleh masuk," kata dia dalam Jakarta Eat Festival 2019 di Gandaria City, Kamis, 29 Agustus 2019.

Menurut William, itu kali pertama ia dan timnya tak diizinkan memasak di dapur hotel, selama 20 tahun berkecimpung di dunia kuliner. Ia pun pasrah saat chef hotel bersangkutan memaksa masak makanan Indonesia sendiri.

"Katanya, 'Kami sudah tahu. Kami belajar dari Google dan Youtube'," ujar William.

Ia penasaran dengan kepercayaan diri chef asing itu hingga menunggu makanan dihidangkan. Setelah terhidang, ia melihat bahwa yang disajikan tak sesuai dengan standar makanan Indonesia.

"Katanya ayam kremes, tapi yang keluar tempura. Lalu saat saya tanya bumbu satai, dia (chef itu) menyebut memakai K******, itu kan kecap Jepang, bukan kecap. Gado-gado bumbunya pucat, pasti kacangnya digoreng sebentar," sebutnya pedas.

William menyebut dari sederet makanan yang dihidangkan, sekitar 70 persennya tidak layak disebut makanan Indonesia. Ia dan tim akhirnya meninggalkan restoran hotel itu begitu saja. Mereka lalu fokus untuk menyiapkan masakan Indonesia di acara festival saja.

"Kami membawa semua bumbu yang diperlukan," katanya.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Jangan Sampai Kecolongan

Menurut William, teknologi memang makin memudahkan orang untuk melakukan banyak hal. Lewat media sosial dan internet, orang mudah mendapatkan informasi mengenai menu, resep, hingga tutorial memasak. Namun, ada satu hal yang tak bisa disediakan oleh dunia maya.

"Yang enggak bisa dikeluarin Google itu taste, citarasa. Nah, ajang seperti ini adalah saatnya untuk mencicipi," ucap dia.

Ia kembali mengingatkan agar para koki Indonesia menguasai keterampilan memasak makanan Indonesia. Apalagi, makanan Indonesia memiliki citarasa yang paling kompleks di dunia.

"Ada artikel menarik yang saya baca di New York Times. Mereka menulis hegemoni citarasa Barat memudar. Padahal, kita di sini mengagung-agungkan gaya Barat. Jangan sampai kita ketinggalan, apalagi kecolongan," ujarnya.