Liputan6.com, Jakarta - Peristiwa mengejutkan datang dari Bristol, Inggris. Seorang remaja berusia 17 tahun didiagnosis mengalami kebutaan setelah sekian lama mengonsumsi kentang goreng, keripik goreng, roti putih, serta ham atau sosis sejak sekolah dasar.
Remaja yang tak disebutkan namanya itu, mulai mendatangi ahli medis sejak usia 14 tahun karena merasa letih dan tak sehat. Saat itu, ia didiagnosis kekurangan vitamin B12 dan diberikan suplemen. Namun, ia tak disiplin dengan pengobatannya itu dan tak memperbaiki pola makannya yang buruk.
Melansir dari BBC, Rabu (4/9/2019), tiga tahun kemudian, ia dibawa ke Rumah Sakit Mata Bristol karena kehilangan penglihatan progresif, lapor jurnal Annals of Internal Medicine.
Advertisement
Baca Juga
Menurut dokter yang merawatnya di rumah sakit, Denize Atan, makanan yang ia santap adalah keripik dari toko lokal setiap hari. Ia juga biasa mengemil keripik, kadang-kadang irisan roti putih dan sesekali irisan ham, tapi tak pernah mengonsumsi buah dan sayuran.
"Ia mengatakan kebiasaannya ini karena menghindari tekstur makanan tertentu yang ia tak bisa tolerir. Jadi, ia hanya berselera makan keripik dan kentang goreng saja," jelasnya.
Dokter Atan dan koleganya memeriksa kembali remaja tersebut kadar vitamin dalam tubuhnya dan didapati bahwa ia memiliki kadar rendah vitamin B12 juga beberapa vitamin penting dan mineral, selenium, dan vitamin D.
Temuan Mengejutkan
Remaja itu tak kelebihan berat badan, tapi sangat kekurangan gizi akibat gangguan makanan dan gangguan asupan makanan.Â
"Ia telah kehilangan mineral dari tulangnya, yang benar-benar sangat mengejutkan untuk anak laki-laki seusianya," ungkap dokter.
Ia kemudian diberikan suplemen vitamin dan dirujuk ke ahli diet dan tim kesehatan mental spesialis. Terkait kehilangan penglihatan, ia masuk dalam kriteria kebutaan.
"Ia memiliki bintik-bintik buta tepat di tengah penglihatannya," kata Atan. "Itu berarti ia tak bisa mengemudi dan akan sangat sulit untuk membaca, menonton TV, atau melihat wajah-wajah," lanjutnya.
Kebutaan yang dialami remaja di Bristol itu bukan kasus umum. Meski begitu, orangtua harus waspada terhadap potensi bahaya yang disebabkan karena pilih-pilih makanan dan segera meminta bantuan ahli.
Meskipun dapat berfungsi sebagai suplemen, tablet multivitamin bukanlah pengganti makanan sehat. Menurut Atan, jauh lebih baik mengonsumsi vitamin melalui makanan yang variatif dan seimbang.
"Terlalu banyak vitamin tertentu, termasuk vitamin A, bisa beracun. Jadi, jangan berlebihan mengonsumsinya," kata Atan.
Atan mengatakan vegan juga berisiko lebih tinggi mengalami masalah penglihatan terkait kekurangan B12 jika mereka tidak mengganti apa yang kurang, ketika mereka mengeluarkan daging dari pola makanan.
Sumber vitamin B12 untuk vegan, meliputi: sarapan sereal yang diperkaya dengan B12, minuman kedelai tanpa pemanis yang diperkaya dengan vitamin B12, ekstrak ragi, seperti seperti Marmite, yang diperkaya dengan vitamin B12.
Advertisement