Liputan6.com, Jakarta - Inovasi dan kreativitas merupakan dua kata kunci untuk bisa eksis di era milenial seperti saat ini. Hal itu juga dilakukan produsen jam tangan Matoa. Mereka terus berkembang untuk menjadi fashion item paling dicari.
Matoa kembali hadir dengan fitur “tahan air” sebagai produk terbaru mereka. Hal ini berangkat dari ide-ide tim Research & Development Matoa tentang peningkatan daya tahan kayu dan seluruh komponen penting dari seri terdahulunya,
Advertisement
Baca Juga
Mereka terus mengembangkan diri baik dari segi kualitas produk, dan juga segi karakter. Hal itu tertuang dalam Matoa Singo, yang merupakan jam tangan kayu tahan air pertama di Indonesia.
Matoa Singo dirancang dari bahan dasar kayu sonokeling dan pinus Jerman yang dipadukan ukiran stainless steel. Jam tangan ini dilindungi Dome Sapphire Coated K-1 Mineral Glass, yang hadir dengan dial 24 jam. Sub Dial with AM/PM marker memberikan detail yang elegan dan terperinci untuk memudahkan pengguna untuk membaca titik jam dan penanda tanggal.
Produk terbaru ini diluncurkan di Bandung, Jawa Barat, pada 4 September 2019. Setiap produk mereka berangkat dari pemikiran mengenai keindahan dan keberagaman budaya di Indonesia, yang selanjutnya menjadi inspirasi bagi setiap nama produk mereka.
Fokus utama jam tangan Matoa adalah mengedepankan unsur budaya tradisional yang terakulturasi dengan budaya urban agar selalu diterima di kalangan anak muda.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Alasan Memilih Karakter Singa
Konsep ini mulai menciptakan harmoni antara keindahan kayu dan nilai-nilai lokal dengan teknologi terbarukan untuk menciptakan karya terbaik.
Matoa Singo merupakan implementasi dari konsep tersebut dengan menggunakan karakter singa. Alasannya, singa memiliki sifat bijaksana, berani, dan gagah, berpadu dengan kentalnya budaya mitologi Indonesia yang sarat akan magis.
"Matoa Singo menjadi perwujudan inspirasi yang menyeimbangkan unsur budaya, unsur kontemporer, dunia materi, dan dunia spirit. Di Indonesia, hewan singa berpadu dengan kentalnya budaya mitologi yang sarat akan magis," terang Yori Imam Arsalya selaku Head of Research & Development Matoa dalam rilis yang diterima Liputan6.com.
Jam tangan ini dharapkan bisa menjadi perwujudan inspirasi yang menyeimbangkan unsur budaya dan unsur kontemporer, serta dunia materi dan dunia spirit.
Advertisement