Sukses

Makan Ayam Berisiko Tinggi Terkena Kanker Berdasarkan Penelitian di Inggris

Sebuah penelitian yang dilakukan peneliti dari Oxford University menyebutkan makan ayam berisiko tinggi terkena kanker.

Liputan6.com, Jakarta - Mengonsumsi daging ayam membuat konsumen berisiko lebih tinggi terkena kanker darah langka, limfoma non-Hodgkin, serta kanker prostat pada pria. Hal itu berdasarkan penelitian dari Oxford University.

Penelitian ini melibatkan pelacakan 475 ribu warga Inggris paruh baya selama delapan tahun antara 2006-2014.

Makanan mereka dianalisis bersama penyakit dan penyakit yang mereka derita. Terungkap, sekitar 23 ribu dari mereka menderita kanker.

"Asupan unggas secara positif terkait dengan risiko melanoma ganas, kanker prostat, dan limfoma non-Hodgkin," menurut makalah yang diterbitkan dalam Journal of Epidemiology and Community Health, dikutip dari Daily Mail, Selasa (10/9/2019).

Penelitian yang dilakukan adalah 'studi asosiasi'. Ini berarti bahwa hanya menunjukkan korelasi antara makan ayam dan tipe kanker tertentu, ketimbang menginvestigasi alasannya apa.

Ini bisa berarti bahwa daging ayam itu mengandung karsinogen, tapi bahkan bisa sampai pada cara bagaimana daging itu dimasak. Sampai  sekarang, ayam telah secara luas dianggap sebagai alternatif yang sehat untuk daging merah.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Perempuan Lebih Kecil

Daging merah diketahui meningkatkan risiko kesehatan, termasuk kanker payudara, prostat, dan kolorektal karena bagaimana darah dari produk daging yang dicerna.

Namun, dikutip dari The Sun, Selasa (10/9/2019), penelitian yang diterbitkan di AS awal tahun ini, menemukan perempuan yang beralih ke daging ayam dari daging sapi, domba atau babi adalah 28 persen lebih kecil kemungkinannya menderita kanker payudara.

Saat berbicara tentang daging merah, NHS mengatakan ada "mungkin hubungan antara makan banyak daging merah dan daging olahan dan kanker usus (kolorektal)."

Pemakan daging merah moderat secara signifikan lebih mungkin menderita kanker usus daripada mengonsumsi sesekali.