Sukses

3 Kebiasaan Perempuan Jepang Habiskan Uang

Perempuan Jepang diketahui sangat perhatian pada kestabilan keuangan mereka di masa depan, tapi ada hal lain yang juga terbilang menguras tabungan.

 

Liputan6.com, Jakarta - Perempuan Jepang punya segudang daya tarik. Tak hanya soal penampilan, tetapi juga kebiasaan mereka menghabiskan uang. Apalagi, banyak perempuan Jepang hidup mandiri dengan berkarir secara profesional.

Dikutip dari South China Morning Post, Rabu, 11 September 2019, sebuah lembaga riset Agility meneliti cara para perempuan Jepang menghabiskan uang mereka. Ternyata, mereka banyak menghabiskan uang untuk belanja produk-produk fesyen mewah.

Walau kekuatan belanja wanita Jepang tidak sebesar wanita Tiongkok, mereka tetap mewakili kelompok konsumen penting yang berminat besar pada banyak merek mewah. Faktor pemicu tren belanja itu adalah keinginan untuk dianggap populer.

Karena ingin dianggap trendi, mereka cenderung untuk mencoba merek atau produk baru yang sedang populer. Kalau pun ada label mewah klasik yang disukai, label yang dipilih memang masih jadi pusat perhatian, seperti jam tangan mewah dari Cartier atau fashion item terbaru dari Chanel.

Walau demikian, perempuan Jepang cenderung mengedepankan rasional daripada emosional saat berbelanja. Hal itu terlihat dari riset Agility pada perempuan Jepang yang sedang menikmati liburan.

Berdasarkan studi, hanya 20 persen wanita Jepang yang berbelanja saat bepergian, sisanya memilih habiskan bujet untuk menikmati pengalaman. Berbeda dengan perempuan Korea yang disebut 50 persen di antaranya menghabiskan bujet untuk berbelanja, terutama produk dari merek ternama bebas pajak.

 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

2 dari 2 halaman

Traveling dan Investasi

Hobi traveling juga menjangkiti para perempuan Jepang. Mereka menghabiskan uang untuk berjalan-jalan di dalam negeri, dibandingkan bepergian ke luar negeri. Aktivitas favorit mereka umumnya menyelam atau berenang di pantai.

Meski suka bersenang-senang, bukan berarti perempuan Jepang tak memikirkan masa depan. Mereka bahkan termasuk kelompok yang sangat perhatian atas stabilitas keuangan jangka panjang.

Mereka sangat tertarik berinvestasi untuk masa depan mereka. Mereka juga berhati-hati dalam mengatur keuangannya. Terbukti 75 persen wanita Jepang menggunakan bantuan penasihat keuangan untuk membantu mengatur keuangan mereka.

Walaupun kebanyakan mereka menggunakan bank nasional untuk mengelola keuangan mereka, wanita Jepang lebih banyak berinvestasi di perusahaan real estate luar negeri.