Sukses

Bertualang Seru ke Rumah Atsiri Tawangmangu

Berawal dari keinginan melestarikan warisan minyak atsiri, tempat itu menjelma jadi destinasi yang sayang dilewatkan bila singgah ke Semarang.

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia memiliki tanah yang subur dan ditumbuhi berbagai jenis tanaman. Tanaman-tanaman tersebut ada yang dapat digunakan sebagai bahan makanan, obat- obatan hingga sebagai minyak atsiri atau biasa dikenal dengan essential oil. Minyak atsiri ini biasa digunakan sebagai aromaterapi yang bisa membantu berbagai masalah kesehatan pula.

Tanaman yang biasa digunakan sebagai bahan dasar essential oil adalah lavender, lemon, peppermint, eukaliptus dan lain-lain. Selain memberikan aroma yang berbeda, manfaatnya juga tidak sama. Ada yang berguna untuk meredakan rasa cemas, meningkatkan kualitas tidur, mengurangi rasa mual hingga mengurangi nyeri otot.

Tak banyak yang tahu bahwa dulu, Indonesia juga memiliki pabrik penyulingan minyak atsiri pada tahun 1963 bernama Pabrik Citronella. Sempat pindah tangan pada 1986 dari pihak pemerintah ke swasta, pada 2015 pabrik ini sudah berhenti beroperasi karena adanya masalah dengan bahan baku dan perekonomian.

Tidak mau dibiarkan terbengkalai begitu saja, PT Rumah Atsiri Indonesia mengambil alih dan merevitalisasi bangunan pabrik menjadi tempat rekreasi Rumah Atsiri. Rumah Atsiri terletak di Desa Plumbon, Jl. Watusambang, Tawangmangu, Jawa Tengah dan mulai dibuka untuk umum pada Mei 2018.

"Awal mulanya pemilik senang sama bangunannya, dia arsitek. Terus setelah itu kita dalami lagi sampai akhirnya terpikir untuk membuka ini," ungkap Caecilia Ruth, Guest Relation Officer Rumah Atsiri Indonesia.

Pembukaan tempat ini bertujuan untuk memperkenalkan warisan industri minyak atsiriiIndonesia melalui rekreasi yang mengedukasi dengan dilengkapi berbagai fasilitas dan pengembangan yang menarik. Karenanya, berbagai aktivitas yang berkaitan dengan essential oil akan ditemukan jika Anda berkunjung ke sini.

Terdapat tiga bangunan pada Rumah Astiri yang memiliki fungsi masing-masing seperti ruang workshop, taman koleksi tanaman atsiri, dan museum. Caecila mengatakan bahwa mereka tidak mengubah struktur bangunan sehingga nuansa bangunan tahun 1960an masih dapat terasa. Hanya fungsinya saja yang berubah, seperti bengkel kini menjadi restoran, ruangan boiler menjadi museum dan ruang destilasi sebagai toko merchandise.

Di tamannya kini sudah terdapat 90 jenis tanaman atsiri dari total 400 jenis. Beberapa di antaranya adalah cengkeh, cendana, serai wangi, sereh dapur, rosemary, akar wangi, dan tanaman mudah menguap lainnya. Dulunya, Pabrik Citronella berfokus pada penyulingan cengkeh dan serai, terutama serai wangi sesuai dengan kemudahan bahan baku yang bisa didapatkan di Indonesia.

Hampir semua ruangan sudah dapat dikunjungi, hanya saja museum Rumah Atsiri ini baru akan dibuka pada Oktober 2019. "Museum ini nanti isinya lebih ke sejarah. Sejarah atsiri dunia dan beberapa peninggalan seperti separatus, alat pencacah, alat laboratorium dan blueprint denah bangunan ini zaman dulu," kata Caecilia saat diwawancarai pada Jumat, 20 September 2019.

2 dari 3 halaman

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

3 dari 3 halaman

Aktivitas yang Dapat Dilakukan

Jika Anda berkunjung ke Rumah Atsiri, Anda bisa merasakan sensansi langsung mencium, meraba hingga mengolah sebuah tanaman menjadi minyak atsiri. Petualangan Anda juga akan dibantu oleh pemandu yang akan membawa Anda menjelajahi berbagai ruangan dan menemani melakukan aktivitas.

"Di sana kita gak cuma dengar guide aja, bisa cium, raba dan makan tanamannya juga. Kita kasih experience ke pengunjung melalui semua indra mereka," tambah Caecilia lagi.

Rumah Atsiri Indonesia juga tidak menyediakan tiket masuk, tapi menggantinya dengan voucher yang harus dibeli sebesar Rp50 ribu. Kupon ini nantinya dapat digunakan pengunjung untuk berbelanja, baik di toko souvenir, restoran hingga membayar workshop jika tertarik mengikutinya.

Berbicara mengenai workshop, Rumah Atsiri Indonesia juga menyediakan lokakarya yang bisa dilakukan oleh anak-anak dan orang dewasa. Workshop yang dilakukan oleh anak-anak adalah pembelajaran untuk membuat slime dan clay yang akan dicampur dengan essential oil. Sedangkan, orang dewasa akan diajarkan cara pembuatan produk yang menggunakan tanaman atsiri seperti membuat minyak telon dan bath bomb.

Biaya yang harus dikeluarkan untuk mengikuti workshop adalah Rp100 ribu, baik untuk anak-anak maupun orang dewasa. Kegiatan ini akan memakan durasi 1,5 jam. Sebelum mengikuti workshop, peserta akan diajak untuk tur ke taman koleksi dan diberi pengetahuan terlebih dahulu.

"Kalau mau bayar, bisa pakai voucher yang Rp50 ribu itu tadi kemudian ditambahkan uang tunai Rp50 ribu," ujarnya lagi.

Anda juga bisa membeli oleh-oleh di toko souvenir yang menyediakan essential oil buatan Rumah Atsiri Indonesia. Hingga kini, mereka telah menyediakan 21 aroma minyak atsiri yang dapat dibeli. Tak hanya itu, pemberdayaan masyarakat lokal juga dilakukan dengan bekerja sama dengan UMKM untuk penjualan makanan ringan.

"Kita di sini juga merekrut 80 persen masyarakat sekitar sini untuk petugas," tutur Caecilia kepada Liputan6.com.

Tak sampai di situ, Anda juga bisa berkunjung ke perpustakaan yang berisikan buku mengenai tanaman dan minyak atsirin, ruangan pembibitan serta Marigold Plaza. Di Marigold Plaza, Anda akan disuguhkan dengan bunga Marigold warna kuning yang mekar selama dua minggu dalam sebulan dan cocok untuk dijadikan tempat swafoto.

Waktu operasional Rumah Atsiri Indonesia adalah setiap hari dan buka mulai pukul 10.00 hingga 17.00 WIB. Anda bisa mengakses tempat ini melalui jalan darat dari Solo dan kurang lebih akan memakan durasi satu jam. (Novi Thedora)