Sukses

Memutar Memori Masa Muda di Festival Jajanan Jadul Era 90an Tangerang

Pengunjung yang masa kecilnya di era 90an, tak tahan untuk memborong beragam jajanan jadul di sini.

Liputan6.com, Tangerang - Berburu jajanan yang pernah ngehits di era 90an, ternyata tidak perlu mencari sampai ke pelosok pasar atau belanja online. Sampai 13 Oktober 2019, ada festival kuliner yang mengangkat tema tersebut di Tangcity Mall, Kota Tangerang.

Di sana, para penikmat cemilan sampai mainan yang pernah dinikmati semasa 1990 sampai 2000an, bisa diborong. Di antaranya, camilan cokelat choyo-choyo, cokelat kacamata, permen rokok, buah asem kemasan, dan ratusan jajanan lainnya.

Juga ada permainan anak yang bisa mengobati rindu. Di antaranya congklak, bola bekel, gundu atau kelereng, berbagai mainan dari bambu, dan lainnya.

Area jajanan 'Jajan Kuliner Rindu Rasa Lama' ini langsung diserbu dari berbagai umur. Seperti Mulyadi, bapak dua anak ini yang lebih antusias berbelanja berbagai jajanan daripada anaknya. 

"Iya, anak saya mana tahu telor cicak, balon yang ditiup pakai sedotan begini, jadi saya yang jajan ini mah," ujarnya seraya tertawa, Minggu, 22 September 2019.

Dia pun memperkenalkan bebagai permainan tersebut ke anaknya yang masih berusia 10 dan 5 tahun. "Iya, saya juga mau beliin congklak, kakaknya minta dua plastik gundu. Biarin, biar pada enggak main gadget mulu," ujarnya.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Uanh Monopoli

Bukan hanya area jajanan 90an, ada juga berbagai kuliner yang biasa kita cicipi di tempo jadul, di stand-stand yang disediakan. Menurut Building Manager Tangcity Mall Wina Andriyani, ada lebih dari 60 stand kuliner. 

"Ada yang cuma mau sekedar jajanan camilan, seperti cakwe, batagor, telor gulung, pecel sayur, dan lainnya," ujarnya.

Dari kategori makan berat, ada tongseng, soto, nasi uduk, aneka penyetan, nasi jagal khas Tangerang, sate padang, dan lainnya. Bahkan, bila ada rindu permainan di pasar malam seperti kora-kora, odong-odong, komedi putar atau karusel dan lainnya, juga bisa dinikmati. 

"Semuanya transaksi pakai uang monopoli. Jadi, pengunjung datang dan tukarkan di loket-loket yang ada di area festival," kata Wina.