Liputan6.com, Jakarta - Belakangan ini festival kuliner semakin marak di Indonesia. Temanya cukup beragam dengan keuggulan dan keunikan masing-masing. Namun, ada yang beda dari Jakarta Dessert Week (JDW).
Diadakan untuk pertama kalinya, festival ini menyajikan konsep dan makana yang khas. Sesuai dengan namanya, festival ini akan menghadirkan ragam makanan dessert atau pencuci mulut yang tentunya sebagian besar rasanya adalah manis, baik berupa makanan maupun minuman. Yang unik dan beda dari JDW salah satunya adalah tidak diadakan di satu tempat seperti di mal yang biasanya jadi tempat penyelenggaraan festival kuliner.
Advertisement
Baca Juga
"Jakarta Dessert Week ini seperti event Jakarta Great Sale, tidak berpusat di satu tempat, tapi di beberapa tempat di Jakarta. Jadi, acara kuliner ini akan berlangsung di beberapa tempat" terang Tria Agustina, salah seorang penggagas JDW saat ditemui di Nusa Gastronomy, Kemang, Jakarta Selatan, Kamis, 26 September 2019.
Selain Tria, festival ini juga digagas oleh Gupta Sitorus, Talita Setyadi, Kevindra Soemantri, Arimbi Nimpuno dan Primo Rizky. Mereka merupakan pecinta kuliner dari berbagai latar belakang. Mereka berenam mengkurasi dan kemudian memilih 17 outlet yang akan berpartisipasi di JDW, di antaranya Build The Cake, Pipiltin Cocoa, Burgreens, The Pancake Co., La Patisserie, Delico, dan Namelaka.Â
Tema yang dipilih adalah Retro, karena belakangan ini tema nostalgia sedang banyak digemari. Selain menyajikan kuliner modern, festival ini juga akan menghadirkan kue-kue khas Indonesia seperti kue jajanan pasar atau juga es krim tradisional dengan sentuhan kekinian.
"Tujuan utama dari JDW ini adalah kita bukan hanya ingin mengangkat dessert tapi juga para juru masaknya atau chef. Karena selama ini chef spesialisasi dessert tidak mempunyai wadah untuk bersatu karena ego mereka yang begitu besar," ucap Primo yang juga mempunyai usaha kuliner dessert.
Menurut Primo, chef khusus dessert umumnya tidak mau berbagi resep kreasi mereka, sehingga hubungan antar-chef jadi kurang harmonis. Hal ini berbeda dengan chef makanan utama atau hot kitchen yang justru lebih guyub dan tak segan berbagi resep.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Lebih Menghargai Dessert
Untuk itu, JDW diharapkan bisa lebih menyatukan para chef dessert. Caranya dengan berkolaborasi antar-chef yang akan diadakan di beberapa tempat peserta JDW.
"Nanti akan ada banyak kolaborasi antar-chef dessert di beberapa tempat. Untuk jadwal lengkapnya bisa dilihat di akun Instagram dan situs resmi Jakarta Dessert Week," jelas Gupta Sitorus pada Liputan6.com.
Satu lagi keunikan festival ini adalah menghadirkan beragam menu dessert yang hanya tersedia selama festival berlangsung pada 7 sampai 20 Oktober 2019. Beberapa menu dessert tersebut merupakan hasil kreasi para chef peserta JDW.
Acara yang juga didukung Dinas Pariwisata dan Budaya Provinsi DKI Jakarta ini menyediakan berbagai hadiah menarik untuk para pengunjung JDW. Para penggagas festival ini berharap masyarakat terutama penyuka kuliner akan lebih menghargai dessert. Mereka berharap dessert tak kalah dan sejajar dengan makanan utama, sama-sama enak dan mengenyangkan.
"Biasanya kalau kita makan di restoran kan ada appetizer, main course, sama dessert. Selama ini, orang Indonesia lebih memilih memesan main course saja. Mereka biasanya nggak mau pesan dessert kalau harganya lebih mahal dari main course. Padahal, rasanya ngga kalah enak dan bisa bikin kenyang juga," tutur Primo, salah satu pemilik usaha Eskimomo yang juga akan hadir di JDW.
Menurut Primo, festival dessert sudah cukup banyak dan diminati di banyak negara, termasuk di negara tetangga Indonesia seperti di Singapura. "Kita berharap di Jakarta juga dapat sambutan bagus. Karena kita berharap bakal membuat acara ini lagi di tahun depan dan bisa menjadi event tahunan dan seperti moto kita, membuat Jakarta jadi tempat yang lebih manis," kata Primo.
Advertisement