Sukses

Menyantap 30 Mi dalam Satu Tempat di Gandaria City Mie Festival

Hati-hati menyantap mi di sini mengingat ada kedai yang kebanyakan menyajikan sajian nonhalal.

Liputan6.com, Jakarta - Mi termasuk makanan yang digemari banyak orang, termasuk di Indonesia. Setelah nasi, bisa dibilang makanan utama orang Indonesia saat ini adalah mi. Bahkan, hampir setiap daerah saat ini memiliki olahan mi yang unik dan khas.

Salah satu yang jadi favorit banyak orang adalah mi atau atau bakmi ayam. Di banyak tempat bahkan di setiap sudut jalan, hampir selalu bisa kita djumpai penjual mi ayam. Selain itu, beragam kedai mi juga semakin banyak bermunculan.

Di Jakarta saja ada banyak penjual mi dengan berbagai macam kreasi dan ciri khas tersendiri. Kalau ingin mencicipi mi dari berbagai penjual mi favorit di Jakarta, Anda cukup datang ke satu tempat yaitu Gandaria City Mie Festival & Tirta Lie Part 2.0. Festival ini digelar selama lima hari pada 2 sampai 5 Oktober 2019 dengan menghadirkan 30 gerai bakmi terlezat di Jakarta.

Spesialis Bakmi sekaligus pencetus festival, Tirta Lie, mengungkapkan semua bakmi yang dijajakan di festival ini merupakan produk yang telah memiliki stiker persetujuan darinya. Stiker persetujuan itu diberikan selama berkunjung dan meresensi kedai bakmi di seluruh DKI Jakarta.

"Anggotanya sebenarnya ada lebih dari seribuan bakmi, kebetulan untuk acara ini saya pilih 30 pedagang bakmi yang sudah punya stiker persetujuan itu jadi sudah pasti enak dan masing-masing punya ciri khas," terang Tirta saat ditemui di Festival Mie, Gandaria City, Jakarta Selatan, Rabu, 2 Oktober 2019.

Tirta menambahkan, selain karena citarasanya yang lezat, bakmi yang dihadirkan di festival ini juga telah disesuaikan dengan karakter masyarakat di Jakarta Selatan. Menurut dia, masyarakat yang tingal di daerah Jakarta Selatan lebih umum sehingga bakmi yang dihadirkan pun beraneka ragam dari berbagai tempat.

Berbeda dengan daerah Jakarta Utara misalnya, mayoritas masyarakatnya adalah keturunan Tionghoa sehingga bakminya juga lebih dominan jenis bakmi Medan. Sementara, Jakarta Barat lebih dominan bakmi Bangka atau bakmi Kalimantan.

"Satu lagi yang kami perhatikan, yaitu kesesuaian lokasi. Karena tidak semua bakmi cocok dengan suatu daerah," ucap Tirta pada Liputan6.com. Dia memprediksi setiap harinya setiap pedagang bisa menjual 200 sampai 300 porsi per hari. Tirta berharap, antusias pengunjung terus bertambah setiap harinya, terutama di akhir pekan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Kedai Halal dan Nonhalal

Di festival mi ini terdapat tujuh kedai bakmi halal dan 23 kedai bakmi nonhalal. Untuk kedai halal ada Umaramu Indonesian Noodle, Bakmi Ayam Kampung Ationg, Mie Rica Gading, Myayam Mie Ayam Siantar, Mipolo Noodle & Gyoza, Bakmi Rudy, dan Pangsit Mie & Lemper Ayam Spesial 168.

"Kenapa yang nonhalal lebih banyak, karena seperti saya bilang tadi masyarakat keturunan Tionghoa, terutama yang tinggal di kawasan Jakarta Utara, sangat menyukai mi dan biasanya mereka makan dalam porsi cukup banyak. Umumnya, mereka menyantap bakmi dengan bakso atau menu lain seperti daging bakar atau goreng," tutur Tirta.

Sebagai penyelenggara, tahun ini merupakan tahun ketujuh mengadakan festival mi. Setelah diadakan di beberapa mal di kawasan Jakarta Utara, sejak tahun lalu festival digelar di mal Gandaria City.

Kegiatan lain yang yang diselenggarakan selama Gandaria City Mie Festival & Tirta Lie Part 2.0 berlangsung, ada Lomba Makan Bakmi dan launching buku “Tirta Lie: 100+ Bakmi Terlezat di Jakarta” pada 5 Oktober 2019. Lalu apa yang membuat pria yang berprofesi sebagai pengusaha ini tertarik membuat festival dan buku tentang mi?

"Pastinya karena saya suka makan mi, hampir semua tempat makan mi sudah pernah saya coba. Indonesia itu negara pemakan mi terbanyak kedua setelah China. Jadi orang Indonesia itu suka mi, dari anak kecil sampai orang tua," jelas Tirta.