Liputan6.com, Jakarta - Sejarah panjang yang mewarnai hubungan bilateral Indonesia dan Belanda tak melulu soal bisnis dan politik. Ada pula kisah menarik yang terungkap dari dunia penerbangan.
Adalah cerita tentang penerbangan pertama maskapai KLM dari Amsterdam, Belanda, ke Jakarta, Indonesia, pada 95 tahun lalu. Penerbangan tersebut sekaligus menjadi penerbangan antar-benua pertama yang dijalankan KLM.
Jika sekarang rute tersebut bisa ditempuh dalam waktu 16 jam, penerbangan pertama saat itu memakan waktu 55 hari. Jenis pesawat yang dipakai adalah Fokker F.II yang berkapasitas empat orang penumpang.
Advertisement
Baca Juga
Tiga orang yang terdiri dari dua pilot dan seorang mekanik ikut dalam penerbangan uji coba yang dimulai pada 1 Oktober 1924 itu. "Fokker dipilih karena pesawat itu adalah buatan Belanda," kata Wouter Gregorowitsch, Kepala Perwakilan KLM di Indonesia, Jumat (4/10/2019).
Pesawat lepas landas dari Bandara Schippol di Amsterdam. Lantaran pesawat tak layak untuk terbang malam, mereka harus transit di sejumlah kota sebelum bisa sampai di Jakarta.
Di Eropa, misalnya, pesawat sempat singgah di Praha, Ceko; Beograd, Serbia; dan mendarat darurat di Phillippople Plovdiv, Bulgaria. Para kru sebenarnya bermaksud transit di Bucharest, Rumania.
Namun, mesin pesawat KLM mengalami masalah hingga harus diganti. Kantor pusat kemudian mengirimkan bala bantuan untuk memperbaiki pesawat hingga akhirnya bisa melanjutkan perjalanan pada 2 November 1924 menuju Turki.
Setelah melewati Turki, pesawat memasuki Benua Asia dan singgah di beberapa negara Timur Tengah. Kota tua Aleppo di Suriah yang kini porak poranda gara-gara ISIS termasuk salah satu tempat transit, di samping Baghdad dan Basrah, Irak; serta Bushehr dan Bandar Abbas, Iran.
* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp 5 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com di tautan ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Dari Pakistan ke Indonesia
Fokker berhasil mengudara di langit Asia Selatan. Menurut Gregorowitsch, ketinggian maksimum pesawat kala itu sekitar 3.000--4.000 kaki saja. Maka itu, pilot harus benar-benar melihat ke bawah agar pesawat tak menabrak bangunan tinggi.
"Mereka memetakan spot-spot aman dengan mata telanjang. Jadi ketika lewat India, pesawat harus mencari celah agar tidak menyenggol ujung menara Taj Mahal," ujarnya.
Di India, pesawat bahkan transit di tiga tempat, yakni Ambala, Allahabad Prayagraj, dan Kolkata, sebelum tiba di Myanmar. Pada 18 November 1924, pesawat mendarat di Bandara Dong Muang, Bangkok, Thailand.
Perjalanan kemudian berlanjut dan singgah di Malaysia sebelum memasuki ruang udara Indonesia. Pesawat tak langsung ke Jakarta, melainkan transit dulu di Medan dan Muntok, hingga akhirnya tiba di Batavia pada 24 November 1924.
"Rute penerbangan itu akhirnya resmi beroperasi pada 1929, lima tahun setelah uji coba. Penerbangan pertama saat itu berpenumpang lima orang. Tapi, saya kurang tahu detailnya," ujar Wouter.
Kisah perjalanan bersejarah tersebut dipamerkan dalam terowongan yang digelar di Erasmus Huis. Selain kisah tersebut, Anda bisa melihat transformasi pesawat yang digunakan KLM selama 100 tahun mengudara.
Hingga kini, maskapai tertua di dunia tersebut melayani sekitar 660 ribu penumpang dari Indonesia ke Belanda per tahun. Menurut Duta Besar Belanda untuk Indonesia Lambert Grijns, maskapai tersebut memegang peranan penting dalam menjaga hubungan bilateral kedua negara.
"Lebih dari 200 ribu turis bepergian ke Belanda dan ada 1.500 pelajar yang sedang menuntut ilmu di sana..." ujar Grijns.
Advertisement