Sukses

SFA Menjawab Tantangan Perkembangan Fashion di Era Modern

Terjun di dunia mode membutuhkan komitmen dan kecintaan yang kuat, strategi yang terus diasah dan inovasi karya.

Liputan6.com, Jakarta - Sparks Fashion Academy (SFA) merayakan ulang tahun ke-6 dengan menggelar acara spesal. Mereka mengadakan Open House bertema “New Age Culture”. Tema ini diangkat untuk menjawab tantangan perkembangan fashion di era modern dan dampak dari sebuah teknologi.

Sebagai lembaga pendidikan fashion terpercaya, SFA menjawab para peminat fashion yang ingin mengembangkan karirnya di dunia mode. Dengan menawarkan program cara design yang inovatif serta berbagai layanan pendidikan fashion di SFA.

Salah satu rangkaian acara di Open House SFA adalah sesi Fashion Sharing, dengan topik “Break Your Challenge, Grow Your Fashion Journey”. Acara yang digelar di kampus SFA, di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, 7 Oktober 2019 ini mengundang tiga narasumber yang berbeda latar belakang.

Seperti, Dana Maulana dari brand Danjiyo Hiyoji, lokal brand top Indonesia yang sudah puluhan tahun berkibar. Julianto, salah satu rising designer Indonesia alumni SFA dan baru saja melangsungkan shownya di ajang bergengsi New York Fashion Week S/S 2020. Dan yang terakhir Raras Kariyanti yang sedang menempuh pendidikan fashion di SFA.

Acara ini memberikan kesimpulan, bahwa terjun di dunia mode membutuhkan komitmen dan kecintaan yang kuat, strategi yang terus menerus diasah dan inovasi karya untuk menjadi sukses dan bisa bertahan.

Koordinator Akademik SFA dalam acara ini memaparkan, “New Age Culture” menjelaskan bahwa layanan dan program SFA dapat menjadi menjadi solusi dari berbagai tantangan yang diketemukan dalam keseharian dari para peminat fashion yang ingin terjun di industri mode.

Mereka sesungguhnya mempunyai minat tinggi dan melihat peluang besar di industri ini. Namun mereka memiliki keraguan, karena terhalang ketidaktahuan mengenai industri mode itu sendiri. tidak paham pengembangan brand, hingga keterbatasan waktu dan finansial. Isu dan tantangan di era modern akan divisualisasikan SFA , dalam ajang show pada 2020 mendatang dengan tema "New Age Culture" itu sendiri.

Pagelaran New Age Culture sepanjang 2020 kedepan mengangkat tiga isu utama yaitu sisi kemanusiaan, inovasi yang semakin memiliki kekhususan (inclusive Innovation) dan mengedepankan budaya.

Menurut Floery D. Mustika selaku CEO SFA, perjalanan enam tahun SFA, melalui slogan “Turning Fashion Into Business, mereka terus berinovasi melalui beragam program dan kegiatan untuk mejawab berbagai tantangan dan keraguan.

Dari mulai pilihan kelas singkat atau eksplorasi, Program Fashion Business hingga program- program yang memperlengkapi keahlian untuk menjadi fashion designer. Para calon siswa dapat memutuskan sendiri program apa yang mereka minati, dan bisa mengukur level keahlian yang ingin mereka capai, hingga flexibelitas waktu dan keuangan.

"Tentunya melalui rangkaian acara hari ini, kami dapat memberikan keyakinan mereka untuk bisa mulai belajar. Hal ini sejalan dengan visi dan misi SFA yakni untuk melahirkan bakat-bakat muda yang berpotensi bagi perkembangan industri mode tanah air," pungkas Floery menutup acara.