Sukses

Booth Kemenpar Curi Perhatian Masyarakat Osaka

Setelah mengenalkan alat musik tradisional angklung, panitia Indonesia-Japan Festa 2019 kembali membuat pengunjung terpukau

Liputan6.com, Jakarta Setelah mengenalkan alat musik tradisional angklung, panitia Indonesia-Japan Festa 2019 kembali membuat pengunjung terpukau, Minggu (6/10), kemarin. Antusias masyarakat Jepang kembali dibangkitkan dengan mengajak mereka menyaksikan Egrang khas nusantara. Inilah salah satu strategi unik untuk membuat warga negeri matahari terbit cinta pada Indonesia.

Apalagi, Booth Kementerian Pariwisata tepat berada di depan panggung utama. Sontak saja, Booth kementerian di bawah komando Arief Yahya itu membludak oleh para pengunjung yang mayoritas dari masyarakat Jepang.Event yang digelar di Minato-Machi Riverplace Plaza Namba Hatch, Osaka pun berlangsung sangat meriah.

"Kita harus bisa mengalahkan event Thailand di Osaka. Mereka juga sudah membuat festival yang besar di sini yakni Festival Food yang dikombinasikan dengan seni budaya. Indonesia harus mampu bisa membuat festival yang bagus juga di Osaka. Tanda-tandanya sudah kelihatan dengan meriahnya booth Kemenpar dan meriahnya acara ini. Saya optimis ini makin besar,"ujar Konjen RI di Osaka Mirza Nurhidayat.

Kata Mirza, Indonesia-Japan Festival 2019 sudah kedua kalinya. Sementara Festival Food Thailand sudah ke-10 kali. Yang unjuk Gigi di Osaka dengan festival dari Asia Tenggara sejauh ini hanya Thailand dan Indonesia. Namun Konjen yakin, semakin tahun ke tahun, semua akan semakin besar dengan dukungan berbagai pihak. "Kita lebih lengkap. Kita punya semua, alam kita juara, budaya kita juara, seni kita juara, wisata buatan kita juara dan tentunya kuliner kita lebih juara lagi. Sekarang sudah didata pengunjung sudah tembus 5000 lebih di hari pertama, tahun lalu kita dapat 5000 orang pengunjung,"katanya.

Director of Internasional Osaka City Gov, Aya Wada juga memuji event Indonesia-Japan Festa 2019. Kata dia, ini akan mempererat hubungan antara Indonesia dan Jepang khususnya Osaka. "Indonesia sangat menarik, kami senang bisa hadir dan menyaksikan keragaman Indonesia yang sangat indah,"kata Aya.

Kemenpar juga tampil dengan elegan dan cerdas. Buktinya, Booth Kemenpar tidak pernah sepi dari pengunjung. Selain tepat berdiri di depan panggung utama, Kemenpar juga menghadirkan tarian dan Egrang.

Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II Kemenpar Nia Niscaya mengatakan, Kemenpar ingin event ini benar-benar dimaksimalkan untuk mencuri perhatian masyarakat Jepang. Antara lain dengan menampilkan produk-produk seni budaya Tanah Air. Tak hanya sebatas mempertontonkan, tetapi mengajak langsung pengunjung untuk bermain dan bergembira.

“Hari ini kita tampilkan semua keseruan untuk pengunjung. Setelah bermain angklung, kita ajak masyarakat Jepang bermain egrang. Bahkan menari Gemufamire bersama-sama. Reaksi mereka pun sungguh luar biasa. Heboh sekali. Mereka benar-benar enjoy mendatangi booth Indonesia yang berada persis di depan panggung utama,"kata Nia yang juga diamini Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II Regional II Kemenpar, Ardi Hermawan.

Egrang sendiri adalah galah atau tongkat yang lengkapi dengan tangga sebagai tempat berdiri. Egrang bisa digunakan untuk berjalan pada genangan air agar tidak basah. Di Indonesia, egrang biasa dimainkan atau dilombakan saat peringatan HUT Kemerdekaan RI, tanggal 17 Agustus.

“Pada saat yang sama, kita juga tampil meramaikan karnaval dengan kostum kebanggaan berbentuk burung garuda. Kostum ini dipilih sekaligus untuk memperkenalkan garuda sebagai lambang negara Indonesia,” ungkap Nia.

Untuk menunjukkan kedekatan emosional dengan Jepang, delegasi Indonesia juga menyanyikan lagu Moshimo Mata Otsuka. Adapun sajian selanjutnya antara lain Tari Ofalangga dari Nusa Tenggara Timur (NTT), Tari Perkusi Nusantara, serta Tari Gemufamire yang lagi-lagi mengajak pengunjung untuk terlibat di dalamnya.

Untuk diketahui, Indonesia-Japan Festa 2019 berlangsung selama dua hari, tanggal 5-6 Oktober. Kegiatan dipusatkan di Minato-Machi Riverplace Plaza Namba Hatch, Osaka. Tujuannya sendiri untuk memperkuat hubungan Indonesia-Jepang. Terutama melalui kontak antar individu dan pertukaran budaya, serta kerja sama ekonomi.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menuturkan, ini momen yang sangat pas untuk ‘menjual’ Indonesia kepada masyarakat Jepang. Terlebih, Indonesia punya destinasi prioritas yang menarik. Turis Jepang umumnya menyukai golf, pantai, dan budaya. Semua peluang bisa dimaksimalkan, sehingga tren kunjungan wisatawan Jepang ke Indonesia kembali meningkat.

“Selamat, semoga semakin besar dari tahun ke tahun untuk festival ini,"kata Menpar Arief Yahya yang sedang melakukan kunjungan kerja ke Gorontalo.

 

 

(*)

Video Terkini