Liputan6.com, Jakarta - Berkendara di jalanan yang terjal, licin dan sekelilingnya jurang adalah sebuah tantangan bagi siapa saja yang melewatinya. Tapi, tampaknya keseraman jalan seperti itu tidak berlaku bagi seorang nenek asal Bolivia ini.
Nenek bernama Mirtha Munoz yang berusia 70 tahun dengan berani mengikuti lomba bersepeda di jalur ekstrem. Jalan yang dilewati adalah "Death Road" atau "Jalan Kematian" di Bolivia.
Advertisement
Baca Juga
Tak sembarang julukan, jalan tersebut dikenal sebagai jalan paling berbahaya di dunia. Melansir dari Reuters, Senin, 7 Oktober 2019, jalan ini berkelok-kelok dan meninggi dari dataran rendah hingga ke puncak Andes yang bersalju. Total ketinggiannya mencapai 11 ribu kaki. Di sekelilingnya juga ada jurang.
Kabut, hujan, batu longsor dan tebing yang terjal adalah daya tarik utama bagi para penantang maut. Dikatakan, Jalan Kematian itu juga pernah memakan beberapa korban jiwa.
Tapi, hal tersebut tak menggentarkan semangat nenek Mirtha. Dia tetap mengikuti ‘Bolivia’s 60 km Skyrace’ untuk menunjukkan kecintaannya bersepeda.
Awal mula dia bisa terjun di dunia sepeda adalah saat dia mendapatkan saran dari keluarga serta psikolog. Bersepeda dikatakan dapat meredam kesedihannya setelah putranya meninggal tiba-tiba.
"Mereka mengatakan, sepeda dapat menghilangkan rasa sakitku dan menyemangatiku lagi," tutur Mirtha.
Meskipun melewati jalan yang tak mudah, Mirtha berhasil mencapai garis finish. Dia juga mengatakan bahwa tak ada waktu istirahat dalam lomba ini.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Manfaat Bersepeda bagi Otak dan Kesehatan Mental
Saran yang diberikan kepada nenek Martha tentang bersepeda dapat membantu menghilangkan kesedihan bukan sembarang saran. Dilansir dari Lifehack.org, hanya dengan bersepeda selama 30 menit sehari, baik di jalan yang rata atau tidak, bisa memengaruhi kinerja otak untuk meningkatkan daya ingat, perencanaan dan penyusunan strategi.
Selama bersepeda, darah akan mengalir lebih lancar ke otak. Hal ini akan memberikan oksigen sehingga otak dapat membentuk sel baru yang bisa membantu kemampuan kognitif seseorang. Manfaat ini akan terasa lebih berguna untuk orang yang berusia 60 tahun ke atas, ketika sel otak sudah tidak tumbuh terlalu cepat.
Dari beberapa penelitian yang ada, bersepeda juga mampu untuk mengatasi masalah kesehatan emosional, seperti depresi dan kegelisahan berlebih. Produksi serotonin dan dopamine, zat kimia alami yang dapat memberikan rasa senang akan meningkat di otak.
Tak hanya itu, dengan bersepeda, kemampuan hormon adrenalin dan kortisol dapat meningkat. Kedua hormon ini berfungsi untuk mengontrol tingkat stress dalam tubuh. Jika hormon-hormon tersebut tidak seimbang, pikiran akan lebih rentan terkena stress.
Hanya dengan bersepeda selama 30-60 menit, tubuh sudah bisa merasakan manfaat tersebut. Tak perlu melakukannya dengan terburu-buru juga, cukup kayuh sepeda dengan kecepatan yang stabil. (Novi Thedora)
Advertisement