Liputan6.com, Medan Pemerintah sangat serius mengembangkan destinasi super prioritas. Termasuk Danau Toba. Pengembangan danau terbesar di Indonesia ini akan melibatkan masyarakat. Pembangunan pun dilakukan sejak 2015. Dari pembangunan infrastruktur aksesibilitas yang memang menjadi key success factor dari kebanyakan destinasi. Hingga homestay desa wisata, pengembangan nomadic tourism, dan digital tourism.
Baca Juga
Pembangunan dikawal Badan Otorita Pariwisata Danau Toba (BOPDT). Badan ini dibentuk melalui Perpres 49 Tahun 2016. Sejak itu, BOPDT telah mulai menjalankan program-program pengembangan Danau Toba menjadi destinasi pariwisata berkelas internasional.
Advertisement
BOPDT juga menjalankan tugas koordinatif dengan 8 Kabupaten sekitar Danau Toba. BOPDT juga diberikan amanah melalui Perpres. BOPDT mengemban tugas otoritatif yakni mengembangkan kawasan pariwisata terintegrasi di Lahan Zona Otorita. Lahan ini disiapkan Pemerintah untuk dibangun seperti Kawasan Nusadua di Bali.
Akses pun turut dikembangkan. Seperti pengembangan Bandara Internasional Silangit di Tapanuli Utara, Jalan Tol Medan-Parapat, Jalan Lingkar Samosir, pelabuhan dan kapal penyeberangan. Selain itu pengembangan pasar-pasar, atraksi dan amenitas pariwisata lain seperti tourist information center juga terus menjadi perhatian pemerintah pusat.
“Bandara Silangit di tahun 2016 baru memiliki runway 2.200 meter dengan bangunan terminal seadanya, sekarang sudah berstatus internasional dengan panjang runway 2.650 x 45 meter dan sudah ada penerbangan international,” jelas Direktur Utama BOPDT Arie Prasetyo, Rabu (9/10).
Selain pengembangan infrastruktur, pengembangan SDM juga terus menjadi perhatian pemerintah. Di tahun 2019 saja, BOPDT menyelenggarakan beberapa kegiatan pengembangan SDM. Seperti pelatihan active citizen di The Kaldera yang diselenggarakan oleh BOPDT bekerjasama dengan British Council. Atau pelatihan kuliner Kementerian Pariwisata untuk pelaku kuliner di Pantai Bulbul, Balige.
“Tahun 2018-2019 kami juga menyelenggarakan program pelatihan setara D1 selama 1 tahun ke Bandung dan Bali bagi siswa lulusan SMA di Kawasan Danau Toba,” tambah Arie.
Dalam menjalankan tugas otoritatif, BOPDT juga berkomitmen mengembangkan keterampilan masyarakat. Sebab hal itu sebagai salah satu kunci keberhasilan pengembangan. Caranya, melalui sosialisasi sadar wisata, pelatihan-pelatihan masyarakat. BOPDT juga melakukan pendekatan melalui tokoh adat, agama dan tokoh masyarakat. Tujuannya, untuk mendengarkan masukan-masukan guna kemajuan desa di sekitar kawasan.
“Kami ingin pengembangan pariwisata di Danau Toba menjadi milik masyarakat yang memang harus dilibatkan. BOPDT siap bersinergi demi kemajuan pengembangan destinasi super prioritas Danau Toba,“ tutup Arie di sela-sela acara pesta adat Napuran Tiar yang digelar bersama masyarakat di The Kaldera.
Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan sebelum membangun destinasi, masyarakat harus dirangkul terlebih dahulu. Sebab, merekalah nanti yang akan bersinggungan dengan sektor pariwisata.
“Pariwisata itu menyejahterakan. Langsung dirasakan masyarakat. Oleh karena itu, pembangunan pertama yang harua dilakukan adalah masyarakat. Beri mereka pemahaman. Rangkul dan libatkan mereka,” tutur mantan Dirut PT Telkom itu.
(*)