Liputan6.com, Jakarta - Setelah menggandeng model plus size, Victoria's Secret kembali membuat terobosan berbeda untuk merayakan keberagaman. Yang teranyar, brand lingerie asal Amerika Serikat itu berkolaborasi dengan model transgender.
Melansir dari Daily Mail, Jumat (11/10/2019), bekerjasama dengan Bluebella, kolaborasi ini menampilkan model transgender May Simón Lifschitz. Sang model bakal ada di jendela toko-toko Victoria's Secret di New York dan London pada hari ini.
Advertisement
Baca Juga
Ini merupakan bagian dari kampanye Bluebella, #LoveYourselfCampaign yang bertujuan untuk merayakan pemberdayaan perempuan. Langkah ini sekaligus menjawab reaksi atas kurangnya keragaman dan yang terbaru adalah show inklusif Rihanna, Savage x Fenty.
Koleksi Autumn/Winter 2019 dari brand ini dikenakan oleh May dan beberapa model lainnya seperrti Olivia Sang, Laura Rakhman-Kidd, dan Ali Tate Cutler. Keempat model mewakili berbagai aspek feminin.
Sang model transgender mengatakan ia sangat gembira dengan gagasan berpartisipasi dalam kampanye. Model yang lahir dari ibu yang berasal dari Denmark dan ayahnya dari Argentina ini merasa 'terbebaskan' saat berpose untuk poster-poster.
"Dengan mengungkapkan hal yang rentan secara umum, saya pikir kita dapat saling membantu menjadi pribadi feminin yang lebih kuat. Saya sangat bersyukur telah diberi kesempatan untuk berbagi dan merasa sangat beruntung menjadi bagian dari proyek dengan begitu banyak cinta di dalamnya," ungkap May.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kunci Penerimaan Diri
May menambahkan ia merasa diberdayakan lewat karier modeling dan peluang kerja lainnya. Ia merasa kuat dalam posisinya saat ini dan memiliki sesuatu untuk dibagikan kepada khalayak.
"Jika Anda memiliki energi dan kekuatan untuk membuat orang lain merasa lebih kuat tentang diri mereka sendiri, Anda sendiri merasa kuat, maka Anda benar-benar harus membagikan hadiah itu," lanjut May.
May mulai mengonsumsi hormon anti-testosterone di usia 16 tahun dan ketika ia mulai mendapatkan pekerjaan sebagai model androgini. Tak lama setelah itu, ia tampil di sampul beberapa publikasi di negara asalnya, Denmark.
"Saya tiba-tiba bisa bergerak melintasi ruang dan diakui sebagai pribadi feminin, diakui karena jiwa yang hadir dengan berada di sisi itu pada spektrum," kata May.
Sang model melanjutkan ia tidak akan pernah bisa 100 persen bahagia dengan tubuhnya seperti wanita lain. Kendati demikian, ia memilih untuk mengingatkan diri sendiri tidak perlu 'memperbaiki' diri terus-menerus untuk mencapai rasa cinta pada diri.
Advertisement