Liputan6.com, Jakarta - Nama Maria van de Velde mendadak jadi perbincangan hangat di tengah rombongan yang menuju Pulau Onrust pada Kamis siang, 10 Oktober 2019. Selepas zuhur, kapal baru merapat ke pulau terbesar dari tiga museum terbuka di bawah Taman Arkeologi Onrust tersebut.
Nama itu tertera di salah satu nisan batu yang tersisa di areal pemakaman Belanda. Puisi berbahasa Belanda yang tertera di atas batu nisan menjadikannya pusat perhatian.
Tulisannya tak lagi terbaca jelas. Tapi jangan khawatir, di dekat batu nisan yang ujungnya sudah tak utuh itu, berdiri papan berisi terjemahan 'puisi kematian' perempuan itu.
Advertisement
Maria van de Velde
Baca Juga
Mayatnya dikubur, walaupun ia pantas hidup bertahun-tahun lamanya, seandainya Tuhan berkenan demikian.
Namun rupanya, Jehova menghalangi itu dengan kematian(nya).
Maria hilang, Maria tiada lagi!
Bukan! Saya tarik kembali kata itu.
Karena diucapkan tanpa pikir panjang.
Maka, semoga kelancanganku langsung didenda!
Kini Maria baru sungguh-sungguh hidup,sejak hidup dekat dengan Tuhannya.
Pada nisan batu setebal kira-kira 10cm tersebut, Maria diketahui lahir di Amsterdam, 29 Desember 1693. Ia meninggal di Onrust pada 19 November 1721. Artinya, ia baru berusia 28 tahun saat meninggal dunia.
Rosadi, pemandu wisata Taman Arkeologi Onrust, menerangkan perempuan muda itu diyakini meninggal akibat penyakit tropis. Pada masa itu, banyak pendatang dari Belanda mati muda gara-gara tubuhnya tak bisa menyesuaikan dengan kondisi di Nusantara.
"Tapi, Maria termasuk perempuan kuat. Kebanyakan yang berlayar ke sini itu laki-laki, perempuan jarang," ujar Rosadi.
Dari keterangan puisi itu pula, Maria diduga seorang Yahudi. Itu disimpulkan dari kata Jehovah yang merupakan sebutan Tuhan bagi orang-orang Israel.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Mitos Seputar Maria
Sebenarnya, masih ada makam perempuan Belanda lain yang usianya tak terpaut jauh dari Maria. Sebut saja Johanna Kalf. Papan petunjuk menerangkan perempuan itu adalah istri dari seorang bangsawan Belanda yang juga mati muda, sekitar 23 tahun saja.
Namun, mengapa Maria menjadi pusat perhatian? Menurut Rosadi, itu tak terlepas dari mitos yang berkembang di masyarakat. Beberapa orang mengaku melihat penampakan perempuan cantik berambut pirang yang mengenakan gaun pengantin di Pulau Onrust.
"Orang Indonesia kan suka yang begituan ya, akhirnya menyebar deh," ujarnya.
Kasak-kusuk akhirnya menyebar. Spekulasi penyebab kematian terus digoreng, termasuk dugaan Maria mati bunuh diri gara-gara ketahuan selingkuh.
"Tapi, saya yakin dia meninggal karena penyakit biasa. Saat itu kan memang banyak yang mati muda. Bisa jadi terkena malaria," ucap Rosadi.
Gara-gara mitos Maria, seorang penulis perempuan bernama Astryd Diana Savitri bahkan terinspirasi membuat buku berjudul Sarcophagus Onrust. Buku itu kini digarap menjadi film bergenre horor dan masuk proses syuting.
Bila penasaran membuktikannya sendiri, Anda bisa langsung datang ke Onrust dengan menumpang kapal. Apalagi, kini banyak paket open trip ke pulau tersebut. Tiket masuknya juga terjangkau, Rp5 ribu saja.
Advertisement