Sukses

Instalasi Seni Terinspirasi Karakter Film Maleficent Karya Seniman dan Desainer Lokal

Penataan instalasi seni membuat pengunjung sangat mungkin berfoto be ragam karya seni terinspirasi dari film Maleficent.

Liputan6.com, Jakarta - Hitung mundur penanyangan film sekuel Maleficent, Maleficent: Mistress of Evil, makin mendekati akhir. Euforia ini kian semarak dengan insiatif Disney Indonesia menggandeng tujuh seniman dan tiga desainer lokal membuat instalasi seni.

Mereka adalah Anis Kurniasih, Aurora Santika, Dian Suci Rahmawati, Nus Salomo, Han Chandra, serta Atreyu Moniaga dan Robby Garsia dari Atreyu Moniaga Project (AMP). Sementara tiga desainer yang turut berkolaborasi adalah Albert Yanuar, Andreas Odang, dan Imelda Kartini.

Bertajuk "Saints, Evils, dan In Between: A Special Art and Fashion Collaboration Inspired by Disney's Maleficent: Mistress of Evil", ragam sisi, teruama karakter, dari film yang kali pertama rilis tahun 2014 itu dituangkan dalam bentuk karya seni.

Nus, misalnya. Karya berupa sayap hitam dengan aksen sayap kecil warni-warni merupakan simbol bahwa Maleficent sebagai tokoh utama, walau dibingkai antagonis, tetap bisa menyayangi dan disayangi. "Makanya kita harus look deeper pada setiap hal," katanya di bilangan Jakarta Pusat, Kamis, 10 Oktober 2019.

Kolaborasi Atreyu Moniaga dan Robby Garsia juga masih menyoroti sosok Maleficent yang digambarkan sangat kuat. Power yang dimiliki karakter diperankan Angelina Jolie ini dicerminkan dengan sayap ragam ukuran dan bentuk.

Sedangkan, Han lebih menyoroti kisah cinta Maleficent yang berujung pengkhianatan. Sakit hati inilah yang jadi sebab Maleficent kemudian jadi jahat. "Saya pakai unsur typography buat representasi perasaan Maleficent," tutur Han.

Anis, di sisi lain, malah mengekspolasi perkembangan karakter Maleficent. Vsualnya berupa gambar yang lama-lama pudar. "Bahwa kemudian tidak apa-apa seiring berjalan waktu, banyak hal-hal yang tak sama lagi, yang berbeda, yang berubah," seniman asal Wonogiri ini menjelaskan.

Aurora memutuskan 'bermain' pada karakter Maleficent yang di satu sisi bisa sangat kuat, tapi lembut di waktu bersamaan. "Sama seperti manusia yang selalu punya dua sisi kontradiktif," tuturnya.

Relate dengan keseharian juga jadi ide yang diambil Dian dalam membuat karya terinspirasi film [Maleficent](4077089 ""), yakni bagaimana seseorang bisa tumbuh lewat kesalahan-kesalahan mereka.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Busana Tiga Karakter Utama

Di samping karya seni, terdapat pula gaun rancangan tiga desainer lokal Albert Yanuar, Andreas Odang, dan Imelda Kartini yang terinspirasi dari karakter film Maleficent, yakni Putri Aurora, Maleficent, juga Ratu Ingrith.

Kendati tersinpirasi, mereka tetap memasukan sentuhan personal di tiap busana. Terlebih, pihak Disney Indonesia seperti menyesuaikan karakter dari tokoh film Maleficent ke dalam ciri rancangan masing-masing desainer.

"Saya buatnya ada kesan dreamy karena karakter Aurora yang lugu, naif. Warna-warna yang dipakai sebagai penegasan kesan itu adalah merah muda, emas, dan biru," Albert menjelaskan.

Semetara karakter Ratu Ingrith yang terkesan anggun, tapi juga tegas direpresentasikan Imelda dalam gaun putih dengan banyak detail berupa mutiara dan kristal. Sebagai penunjang, Imleda juga memakai aksesori.

"Busana Maleficent rancangan saya lebih terkesan dramatis di siluet dan struktural karena mau menujukkan kekuatan Maleficent," papar Andreas. Ia juga membuat aksesori sendiri yang dalam pengaplikasian lebih terkesan sebagai bagian dari gaun.

"Strong, solid, tapi ada juga sentuhan feminin khas rancangan Andreas Odang," katanya. Di instalasi seni, masing-masing perancang memajang satu hasil karya mereka.

Koleksi lengkap berupa delapan gaun masng-masing perancang akan dipamerkan di fashion show di main atrium Senayan City, Jakarta sebagai bagian dari rangkaian acara Jakarta Fashion Week (JFW) 2020. Sedangkan, instalasi seni berlokasi di North Space, Senayan City, Jakarta, hingga 3 November 2019.