Liputan6.com, Jakarta - Diabetes hingga kini masih menjadi penyakit yang cukup banyak menjangkit banyak orang, termasuk di Indonesia. Berdasarkan data dari International Diabetes Federation (IDF), pada 2017 Indonesia menduduki peringkat keenam dengan jumlah penderita diabetes terbanyak, yaitu sejumlah 10,3 juta orang.
Penyebab dari diabetes ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti genetik dan gaya hidup yang tidak sehat. Salah satunya adalah pola konsumsi gula yang berlebih.
Selama ini, minuman bersoda kerap menjadi tersangka utama penyebab kencing manis. Bagaimana tidak, kandungan gula yang banyak serta zat kimia yang terdapat di dalamnya menjadi pemicu munculnya penyakit ini. Namun, ternyata dalam sebuah riset terbaru, jus buah murni juga bisa menjadi penyebab penyakit ini.
Advertisement
Baca Juga
Melansir dari Health Line, 15 Oktober 2019, sebuah penelitian dari Harvard T.H. Chan School of Public Health menemukan bahwa orang yang banyak meminum minuman manis, termasuk jus buah murni, risiko terkena diabetes tipe dua lebih tinggi. Penelitian ini dilakukan pada 192 ribu responden selama 26 tahun sambil mengecek kesehatan mereka setiap empat tahun.
Peneliti mengungkap bahwa responden yang meminum minuman dengan kandungan gula serta 100 persen jus buah murni akan mendapatkan 16 persen risiko lebih tinggi untuk diabetes. Meskipun buah adalah makanan yang menyehatkan, tapi saat diolah menjadi jus, nutrisi lainnya akan berkurang. Sebaliknya, kandungan gula di dalamnya akan tetap sama. Dalam satu gelas jus jeruk murni, terkandung 30,9 gram gula.
"Masalah dalam jus buah adalah Anda hanya akan mendapatkan kandungan gulanya saja, tanpa mendapatkan serat atau nutrisi yang dibutuhkan ketika Anda makan buahnya langsung," jelas Alexis Elliott, pakar kesehatan spesialis diabetes, obesitas dan orang dengan gangguan makan.
Dia menambahkan, "dari leher ke bawah, tubuhmu sudah tidak tahu perbedaan jus apel dan air gula. Tapi, dia tahu bedanya buah apel dan segelas jus buah, meskipun itu jus murni."
Hasil ini membuat para peneliti menyarakan masyarakat untuk mulai mengurangi konsumsi minuman bergula. Hanya dengan mengganti satu gelas soda atau jus murni dengan kopi atau teh tawar dapat menurunkan risiko diabetes tipe dua hingga 10 persen.
"Meskipun jus buah mengandung beberapa nutrisi, konsumsinya tetap harus dijaga," kata Dr. Frank Hu, seorang profesor ahli nutrisi sekaligus penulis senior dari penelitian ini.
Â
* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp10 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Mematahkan Isu Diet Soda
Minuman bersoda belakangan ini juga mulai mengeluarkan inovasi dengan produknya yang dikatakan lebih rendah gula. Akibatnya, banyak orang yang terkecoh dan menganggap diet soda tersebut akan aman untuk tubuh dan tidak ada risiko diabetes atau penggendutan badan.
Nyatanya, diet soda tersebut tetap minuman yang mengandung pemanis buatan. Dari penelitian sebelumnya, orang yang banyak minum minuman dengan pemanis sintetis mendapatkan 18 persen risiko lebih tinggi untuk diabetes.
Para peneliti mengatakan bahwa soda rendah gula tersebut memang tidak akan berdampak pada kenaikan gula darah secara cepat, tapi kandungannya dapat berefek pada kadar kortisol dan daya tahan insulin. Sebagai gantinya, para ahli menyarankan untuk minum air putih saja untuk mengganti kebiasaan minum soda. Menurut Alexis, gula dapat menjadi adiktif melebih heroin.
"Kita terekspos gula sepanjang waktu, dan masyarakat menganggap ini hal yang dapat diterima karena sangat susah dihindari," ujarnya lagi.
Karenanya, Alexis tidak menyarankan untuk langsung menghentikan konsumsi minuman bergula secara instan, tapi bertahap. Pengurangan yang instan akan membuat penderitanya pusing, mudah lelah, mudah marah dan bahkan bergetar.
"Anda dapat melatih indra perasa Anda seperti melatih otot saja (dengan perlahan). Suatu hari, Anda akan mendapati bahwa mengapa Anda mampu minum gula sebanyak itu tiap harinya," tambahnya.
Kendati demikian, Alexis mengatakan Anda masih bisa meminum segelas minuman bersoda di waktu tertentu, misalnya saat sedang stres. (Novi Thedora)
Advertisement