Sukses

Hati-Hati dengan Kosmetik Berlabel Anti-Penuaan

Berhati-hati dengan produk perawatan terutama yang berlabel anti-penuaan itu perlu, karena ada bahan yang justru bisa menjadi racun.

Liputan6.com, Jakarta - Gangguan polusi dan sinar UV yang dihasilkan dari paparan sinar matahari berisiko membuat kulit mengalami penuaan dini. Sejumlah produsen kemudian berlomba-lomba menciptakan produkkecantikan berlabel anti-penuaan.

Melansir dari laman Our Every Day Life, Senin (21/10/2019), menggunakan produk anti-penuaan bertujuan melawan tanda-tanda penuaan kulit. Seluruh kosmetik yang dioles ke kulit akan masuk ke dalam aliran darah melalui pori-pori. Kebiasaan itu ternyata juga mengandung ancaman kesehatan lain. Tahukah Anda bahwa beberapa kandungan dalam produk anti-penuaan dapat menjadi racun bagi tubuh?

Salah satunya senyawa propilen glikol dapat menyerang sistem saraf dan dapat menyebabkan kerusakan hati atau ginjal. Senyawa itu bermanfaat untuk mengangkat sel-sel kulit mati.

Senyawa lain yang berisiko adalah triethanolamine, hydantoin diazolidinyl, urea, dan imidazolidinyl urea. Kandungan itu bisa menjadi karsinogen, yakni zat yang dapat menimbulkan kanker dalam jaringan hidup.

Sementara, paraben yang biasa berfungsi mencegah timbulnya jamur dan bakteri disebut berisiko merusak sistem endokrin. Sistem itu bertanggung jawab untuk perubahan mood dan perilaku, infertilitas dan keterlambatan perkembangan anak.

Dr David Gems dari University College London menjelaskan dalam sebuah penelitian, bahwa komponen antioksidan dalam produk anti-penuaan memiliki sedikit efek pada gejala penuaan. "Tidak ada bukti jelas bahwa antioksidan dapat memperlambat atau mencegah penuaan," kata Dr Gems.

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai jutaan rupiah dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Bahan Aman

Bahan paling aman dalam produk anti-penuaan yaitu yang mengandung minyak esensial seperti lidah buaya, shea butter, dan minyak emu. Begitu pula dengan antioksidan seperti vitamin E, C, dan A.

"Namun yang paling pasti, cara teraman melawan proses penuaan yaitu dengan diet yang memperkaya vitamin dan olahraga ringan," kata Dr Gems.

Sementara, Dr Shruthi Mahalingaiah, Spesialis Kebidanan dan Ginekologi dari Boston Medical Center juga sedang meneliti kaitan polusi dan hormon. Ia mengaku mulai mengurangi bahan-bahan kimia pada makanan yang dimakan sejak ia memulai penelitian ini.

"Beberapa bahan kosmetik dan produk perawatan pribadi, terutama yang berlabel anti-penuaan, pada umumnya berpengaruh pada kerusakan hormon dan reproduksi," kata Dr Shruthi yang sejak meneliti ini telah mengurangi pembelian kosmetiknya. (Ossid Duha Jussas Salma)