Sukses

Asosiasi Mahasiswa Indonesia di Amerika Serikat Gelar Konferensi Internasional

Penncasila merupakan Asosiasi Mahasiswa Indonesia yang didirikan oleh segelintir mahasiswa di universitas terkemuka di Amerika Serikat.

Liputan6.com, Jakarta Untuk pertama kalinya Penncasila, sebuah Asosiasi Mahasiswa Indonesia di University of Pennsylvania (“UPENN”) menyelenggarakan sebuah Konferensi Internasional bertajuk PENN INDONESIA CONFERENCE 2019 (PIC 2019).

Acara tersebut mengusung tema 'Indonesia On The Global Stage', pada 2 November 2019 di Perry World House, University of Pennsylvania, Philadelphia, Amerika Serikat (AS).

Penncasila merupakan Asosiasi Mahasiswa Indonesia di UPENN yang didirikan sekitar dua tahun yang lalu oleh segelintir mahasiswa Indonesia di universitas terkemuka di negeri Paman Sam itu, yaitu Gaby Lynn Utomo, Sherina Widjaya, Michelle Bahar dan Gracelynn Soesanto.

Organisasi ini memiliki beberapa program sosial rutin dalam skala kecil yang diadakan di dalam kampus seperti makan bersama ala Indonesia, acara kebudayaan seperti tarian tradisional, latihan angklung bersama, penggalangan dana untuk korban bencana alam di Indonesia seperti Palu dan lainnya.

Pada penghujung 2019 ini, Penncasila membuat gebrakan dengan menyelenggarakan sebuah acara akbar, yaitu Konferensi Internasional yang melibatkan tokoh-tokoh penting.  Para mahasiswa yang tergabung dalam Penncasila terutama Gaby Lynn sebagai founder, sejak awal bermimpi untuk menyelenggarakan sebuah konferensi berskala Internasional.

Hal ini terinspirasi oleh berbagai konferensi yang telah diselenggarakan oleh asosiasi mahasiswa negara-negara lain di universitas mereka, seperti Asosiasi Pelajar Meksiko yang pernah membuat sebuah konferensi dan menghadirkan Ibu Negara mereka ketika itu.

Upenn sebagai bagian dari Ivy League University (Harvard, Princeton, Yale, UPenn, Columbia, Dartmouth, Brown dan Cornell) merupakan kelompok universitas tertua di AS yang sangat selektif dalam penerimaan mahasiswa. Mereka memang memiliki populasi mahasiswa Indonesia yang sangat sedikit setiap tahun sehingga nama Indonesia menjadi jarang terdengar di sana.

Oleh karena itu melalui PIC 2019, Penncasila mengajak para mahasiswa lainnya untuk berdiskusi tentang peran serta Indonesia di dunia Internasional, sesuai dengan tema yang diusung yaitu “Indonesia on The Global Stage”.

"Indonesia diperkirakan akan memiliki tingkat perekonomian keempat terbesar pada 2050, dan jadi negara yang penting meskipun kurang terwakili di Upenn. Kami percaya konferensi ini dapat memperkenalkan Indonesia dan membuka diskusi tentang peran serta Indonesia di dunia internasional, sekaligus menginspirasi setiap individu untuk turut berperan serta dalam pembangunan negara kita," tutur Gaby Lynn.

Untuk itulah PIC 2019 ini diharapkan mampu membuka wacana masyarakat Internasional di Upenn maupun AS tentang Indonesia serta potensi besar yang dimilikinya. 

Pada konferensi ini beberapa isu besar yang sedang berkembang di Indonesia diangkat, yaitu tentang teknologi start-up; pembangunan yang berkelanjutan; serta yang tidak kalah menarik adalah isu kepemimpinan wanita serta pengaruhnya dalam masyarakat di Indonesia.

Isu-isu tersebut diangkat berkaitan dengan situasi Indonesia yang unik, sebagai negara dengan penduduk mayoritas muslim terbesar, memiliki populasi ke-empat terbesar di dunia serta memiliki peluang ekonomi terbesar di Asia Tenggara.

Dalam PIC 2019, Penncasila menghadirkan dua pembicara utama (keynote speakers) yaitu: Dr. Dian Triansyah Djani SE, MA, yang saat ini menjabat sebagai Duta Besar dan Wakil Tetap Republik Indonesia untuk PBB sejak 2016. Lalu ada Robert Blake Jr yang pernah menjabat sebagai Duta Besar AS untuk Indonesia (2013-2016).

Menurut Audrey Tirtaguna, selaku Public Relations Head PIC 2019 yang mengundang secara langsung kehadiran Duta Besar Indonesia untuk PBB ini, Dian Triansyah Djani adalah figur yang tepat untuk memberi pembelajaran tentang peran Indonesia saat ini di dunia internasional terutama di PBB. Beliau pernah memimpin Debat Terbuka PBB yang mendorong resolusi untuk krisis di Rohingya serta pembentukan UNSC.

"Sebagai pengemban tugas anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB sekaligus menjabat sebagai Vice President of the 74th UN General Assembly, kami senang sekali dan sangat bangga dengan kehadiran beliau," ucap Audrey. "Masih segar di ingatan kami ketika beliau terpilih sebagai Ketua Dewan Keamanan PBB untuk Mei 2019 lalu dan para delegasi negara-negara yang hadir di sidang saat itu memakai batik," sambung Audrey.

"Mr Robert Blake adalah pembicara pertama yang berhasil kami dapatkan kesediaannya untuk acara ini," ungkap Hugo Leo, sebagai Ketua 1 PIC 2019.

"Dalam masa jabatannya yang ketika itu masih di bawah kepemimpinan Presiden Barack Obama, beliau pionir dalam membangun kerjasama Amerika Serikat dengan Indonesia di bidang pendidikan dan bisnis. Salah satunya adalah investasi AS sebesar 500 juta dolar AS di Indonesia untuk membiayai proyek konservasi hutan tropis di Sumatera dan Kalimantan," lanjut Hugo.

Selain kedua pembicara utama tersebut, hadir pula beberapa pembicara lain yang berasal dari kalangan pengusaha, pendidikan maupun kepemudaan. Ada Eddy Chan (Founding Partner of Intudo Ventures), Jonathan Chang (COO of Amalan), Arne Hartmann (CEO of Amalan), Zulfirman Rahyantel (US Department of State Emerging Young Leader), Gabby R. Salazar (Nature and Conservation Photographer), Michael Rock (Samuel and Etta Wexler Professor of Economic History in Bryn Mawr College).

Sedangkan untuk pembahasan tentang Kepemimpinan Wanita turut hadir Veronica Colondam (Founder of YCAB Foundation), Sofia Blake (Founder of 6x6 Women in Action) dan Vicha Annisa (Events Chair of Woman in Global Health of Washington, D.C)

Tanggapan dan animo mahasiswa terhadap acara ini cukup besar. Hal itu terbukti dari puluhan perwakilan mahasiswa yang mewakili universitasnya masing-masing dari segala penjuru AS, akan hadir bersama teman-temannya.

Dukungan dari masyarakat Indonesia sendiri cukup membanggakan melalui dukungan sponsor dari beberapa perusahaan terkemuka di tanah air juga dari berbagai organisasi mahasiswa lainnya di UPENN.

"Besar harapan kami agar acara ini dapat kami adakan setiap tahun. Di samping itu perancangan dan persiapan acara ini juga sudah mempererat hubungan silaturahmi kami dengan mahasiswa Indonesia lain yang sedang berada di Amerika Serikat, juga dengan mahasiswa internasional yang ingin tahu lebih banyak tentang Indonesia," kata Janice Kathryn, Ketua 2 PIC 2019.

"Menjadi kehormatan bagi kami sebagai wakil generasi muda bangsa dapat berkesempatan turut memperkenalkan potensi bangsa kita di luar negeri, sekaligus mengajak seluruh generasi muda bangsa untuk lebih peka dan kreatif berperan serta dalam pembangunan. Di tangan kita lah masa depan bangsa akan terbentuk," tutup Janice.