Sukses

Kuliner Malam Jumat: Tergoda Kelezatan Gulai Daging Tandingan Gultik

Kuah bercita rasa Minang disebut jadi senjata utama kedai gulai digadang jadi tandingan gultik tersebut.

Liputan6.com, Jakarta - Beda dari gultik. Lebih enak Gule Daul ketimbang gultik. Harga lebih mahal dari gultik, tapi rasanya mantap. Ulasan demi ulasan yang ditulis secara online membuat gulai dari Gule Daul menjelma jadi tandingan Gulai Tikungan (Gultik) yang sudah harum namanya.

Berbicara sajian gulai di selatan Jakarta, opsi yang dimiliki nyatanya tak hanya gultik. Berlokasi di Jl. Gandaria I, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan terdapat pula sajian gulai di Gule Daul yang siap menggoyang ldah dengan kuah super medok.

"Pelanggan kebanyakan suka karena kuah. Makanya pada minta dibanyakin (kuah)," cerita Ahmad Junaedi, salah satu karyawan Gule Daul saat ditemui di kedai di bilangan Jakarta Selatan tersebut, Senin, 4 November 2019.

Menjaga cita rasa, kuah harus ditarik dan terus diaduk agar tidak menggumpal. Kuah gulai, sebagaimana dijelaskan Junaedi, bercita rasa Minang tersebut kemudian dipadankan dengan potongan daging sapi yang tak hanya cukup besar, tapi juga super empuk.

"Setahu saya (pakai bagian) punggung sapi," sambung lelaki yang sudah bekerja di Gule Daul sejak 2009 itu.

Padanannya kian nikmat dengan pelengkap satu atau dua porsi nasi putih bertabur bawang goreng di atasnya. Tak lupa kerupuk yang biasanya lebih nikmat setelah tercampur kuah gulai. Sebagai adjustment, bisa juga ditambahkan kecap manis, sambal, dan perasan jeruk limau.

Konsisten hanya menjual gulai sampai hampir pagi, Junaedi mengatakan, Alifan, sang pemilik, belum ada niat menambah menu di kedai yang sudah buka sejak 2007 tersebut. Mengingat, di tempat yang sama, bisnis juga mlik Alfian menjual sup iga, nasi uduk, dan soto tangkar di pagi hari.

"Dulunya ini bekas rumah makan Padang, usaha orangtua Pak Alfian. Awalnya cuma satu tenda, pelanggan makan gulai di dalam. Sekarang sudah sampai sebesar ini. Sudah diperluas sejak 2010," sambung Junaedi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Habiskan Ratusan Porsi Setiap Hari

Buka dari pukul 19.00--5.00 setiap hari, Junaedi mengatakan, setidaknya 100 porsi bakal terjual di hari kerja dan 150 sampai dengan 200 porsi ludes saat akhir pekan. "Paling ramai itu (pukul) 22.00--3.00," katanya.

Dari jumlah tersebut, Gule Daul biasanya akan menghabiskan 25 sampai 30 kilogram (kg) daging per hari selama weekday dan 40--45 kg ketika weekend. Perkiraan ini membuat kedai satu ini membeli daging per hari sesuai perkiraan.

"Jadi, daging, bumbu, semuanya dibeli setiap hari. Supaya tetap segar," tutur Junaedi. Soal proses pembuatan, ia menambahkan, tak butuh waktu banyak unttuk menyiapkan menu gulai andalan Gule Daul.

Kuah hanya menghabiskan 30 menit, semetara daging, lantaran pemilihan bagian sapi, pun dikatakan Juanedi tak memakan waku terlalu banyak dalam persiapan.

Saat pertama bekerja, Junaedi hanya punya satu rekan lain dibantu Alfian selaku pemilik. Tapi, karena alasan kesehatan, Alfian sudah tak datang ke kedai. Kendati, tetap mengontrol kualitas dari dapur berposisi tak jauh dari gerai Gule Daul.

Sekarang, total ada enam karyawan yang membantu operasional gerai Gule Daul. Gulai bercita rasa menggoda ini bisa Anda nikmati dengn merogoh kocek Rp39 ribu untuk seporsi gulai itambah nasi putih.

 

Kami menerima kontribusi konten untuk rubrik Kuliner Malam Jumat, yaitu tempat kuliner yang cukup dikenal, punya ciri khas, dan masih buka pada malam hari. Konten harus berupa tulisan, foto dan video berdurasi sekitar 3 menit.

Tulisan berupa cerita mendalam tentang tempat kuliner malam yang diangkat sekitar 1.000 sampai 1.500 kata, foto minimal lima buah, dan video. Format konten video bisa dilihat dari video Kuliner Malam Jumat yang sudah ditayangkan.

Hasil liputan dikirim ke email: dinny.mutiah@kly.id. Tersedia hadiah menarik bagi yang karya terpilih. Untuk pertanyaan lebih detil tentang konten liputan Kuliner Malam Jumat, bisa ditanyakan melalui alamat e-mail yang sama.