Sukses

Cerita Seru dari Angkringan ala Yogyakarta di Pinggir Jalan Tokyo

Menu yang disajkan angkringan di pinggir jalan Tokyo ini adalah nasi kucing dengan lauk rendang, teri, dan tempe. Ada pula mi dan nasi goreng.

Liputan6.com, Jakarta - Kendati sudah sebegitu lekat dengan Yogyakarta, melihat angkringan di beberapa kota besar di Indonesia, terutama di Pulau Jawa, bukanlah pemandangan aneh. Tapi, penampakan kedai dengan segala komponen sajian khasnya ini bakal terasa asing saat didapati di pinggir jalan di salah satu sudut Tokyo, Jepang.

Lewat sebuah video yang diunggah akun YouTube Taufik Sanko, Kamis, 7 November 2019, pemandangan tak biasa di trotoar di dekat Ikebukuro Station ini berupa tiga tenda angkringan, lengkap dengan gerobak, lampo petromaks, dan tempat duduk kayu tinggi yang mengelilingi.

Berdasarkan keterangan Taufik, sedari datang, ketiga angkringan ini selalu penuh, bahkan sampai mengularkan antrean. "Sama seperti kebanyakan tempat makan di Jepang. Kalau mau makan, harus antre," jelas lelaki yang diketahui berasal dari Semarang, Jawa Tengah tersebut.

Pelanggan tak hanya orang Indonesia yang tengah berada di Jepang, tapi di beberapa shot, tampak pula warga lokal dengan lahapnya menikmati sajian ala angkringan. Dalam wawancara singkat dengan Taufik, penggagasan angkringan bersama Nowhere Oasis, Jun Kitazawa mengatakan, setidaknya ada lima menu di sini.

"Nasi kucing, ada rasa rendang, nasi goreng, nasi goreng kari, mi goreng, teri, dan tempe," tutur lelaki asal Tokyo, Jepang yang mengatakan tengah tinggal di Yogyakarta tersebut.

Jun berujar, menu di angkringannya memang tak sama persis dengan angkringan di Kota Budyaa. Ketersediaan bahan dan sulitnya mendapat lauk yang sama persis membuatnya putar otak memanfaatkan beberapa menu masih cukup mudah terjangkau.

Ia menambahkan, bukan perihal mudah mendapat izin mendirikan tenda di trotoar jalan. "Ini kan proyek seni rupa. Saya lihat orang Jepang sangat sibuk bekerja. Tidak ada tempat untuk santai seperti ini. Makanya saya bawa (angkringan) ke sini," tuturnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 2 halaman

Bagaimana Rasanya?

Taufik, masih di video yang sama, terlihat bertanya pada beberapa pelanggan angkringan. Beberapa warga lokal menyebut menu yang mereka pesan, yakni rendang, mi goreng, nasi goreng, dan nasi teri. "Ternyata enak juga," tutur salah satunya.

Sementara orang Indonesa yang mencicip angkringan mengatakan, rasanya hampir sama dengan yang ada di Yogykarta. "Hanya saja, rasanya jadi enak karena di sini kan jarang ada angkringan," komentar seorang pelanggan Indonesa. 

Taufik sendiri berkesempatan melahap nasi kucing dengan lauk mi goreng, ampela, dan sedikit sambal. "Nasinya 11-12 dengan yang ada di Indonesia. Cuma kurang pedas saja," komentarnya setelah menyuap sesendok nasi kucing.

Kemudian, terdapat pula klip ketika membayar menu nasi goreng dengan satu teh kemasan yang dihargai 500 yen atau setara Rp64 ribu.

Berdasarkan keterangan yag dituliskan di akun Instagram Jun, @kitazawajun, angkringan di Ikebukuro Station dan Tokyo Metropolitan Theatre masih akan ada sampai 10 November 2019 dan buka dari pukul 15.00--19.00.

Proyek ini nantinya akan diboyong ke Yogyakarta. Angkringan yang dikonsepkan Jun akan dibuka di Taman Budaya Yogyakarta dan beberapa lokasi lain pada 23--30 November 2019 pukul 16.00-20.00.

"Lanskap yang terlahir dari proyek di Tokyo akan dibawa kembali ke Yogyakarta. Angkringan-angkringan di berbagai lokasi di Yogyakarta akan mengadopsi berbagai memori dari Tokyo, sebagai upaya untuk menghadirkan rasa asing pada kehidupan sehari-hari di Yogyakarta," tulisnya.