Sukses

Anak Trauma? Ini Lima Cara Untuk Bantu Pemulihannya

Trauma anak dapat diatasi dengan sentuhan emosional dan fisik sebagai tanda cinta, dukungan, dan perhatian yang mendalam.

Liputan6.com, Jakarta Banyak hal yang menyebabkan seorang anak mengalami gangguan psikologi seperti trauma. Ketika trauma terjadi pada anak, tentu bukan hal mudah untuk mengatasinya.

Namun jika tak segera dicarikan solusi untuk mengatasi traumanya, dapat mengganggu perkembangannya dan terbawa bahkan terbentuk hingga dewasa. Trauma yang dialami anak-anak bisa dalam bentuk apa saja. Mulai dari mendapat cemooh dari teman, kekurangan yang dimiliki, hingga kehilangan anggota keluarganya.

Trauma anak dapat diatasi dengan sentuhan emosional dan fisik sebagai tanda cinta, dukungan, dan perhatian yang mendalam. Lebih lanjut, berikut lima cara yang membantu pemulihan trauma anak.

(1) Ajak Anak Bicara

Faktanya, anak dapat mengalami trauma dan sakit hati karena banyak hal. Dalam proses healing, ada baiknya orang tua mengajak anak berbicara tentang hal yang dialaminya. Tak ada cara untuk mengelola trauma, tanpa mengetahui apa yang sedang terjadi.

(2) Ajari Tentang Konsep Batas

Konsep batas menjadi topik penting yang dapat Anda perkenalkan pada anak. Batas fisik misalnya, mencakup tubuh dan ruang fisik. Sementara batas emosional mencakup bagaimana seseorang diperlakukan secara emosional, mental, dan psikologis.

Nah, salah satu intervensi efektif untuk mengajarkan anak tentang konsep ini adalah seni. Misalnya dengan menggambar garis, dinding atau indikator batas lain. Dalam prakteknya, di satu sisi gambar tersebut, dijelaskan tentang pelanggaran batas dan batas sehat, seperti rasa hormat.

(3) Ajak Anak Percaya Diri Sendiri

Anak sering mudah terpengaruh dengan lingkungan di sekitar.  Jika lingkungan penuh dengan kekerasan atau anak berada di area yang membuatnya tak nyaman, mereka tak bisa berpikir karena tidak ada yang mengarahkan untuk bersikap. Hal itu tentu dapat memunculkan trauma. Oleh karena itu, perlu mengajarinya tentang bagaimana bisa percaya pada diri sendiri. Mulainya berdiskusi tentang bagaimana perasaan mereka tentang pengalaman tertentu.

(4) Identifikasi 'Hurt Self' dan 'Self Strong'

Ajari anak bahwa membicarakan ingatan atau pengalaman yang menyakitkan bukan masalah. Jelaskan bahwa mereka memiliki diri yang terluka dan perlu disembuhkan. Namun jangan lupa, selain itu jelaskan pula bahwa mereka juga diri sehat dan kuat yang mampu mengatasi hal sulit. Diri kuat akan membantu menyembuhkan diri yang terluka.

(5) Identifikasi Keyakinan Penyembuhan

Bantu anak mengidentifikasi hal-hal yang mereka katakan tentang kehidupan atau identitas pribadi. Keyakinan yang dimiliki anak ketika terluka cenderung personal, misalnya mereka tak dicintai, dunia yang tak aman untuknya, hingga pemikiran tentang diri yang tak lagi bisa bahagia. Semua pemikiran itu muncul karena trauma. Maka untuk membantu anak mengelola trauma adalah menggantikan pemikiran tak sehat dengan motivasi.

NIVEA Ajak Ibu Atasi Trauma Anak

Semua proses pemulihan berkaitan dengan sentuhan yang terbukti secara ilmiah menjadi media vital untuk mendukung anak, terutama anak berkebutuhan khusus. Sejak 2016, kampanye NIVEA #SentuhanIbu menyampaikan makna bahwa NIVEA terus berkomitmen mendukung para ibu dalam keterbatasan yang mereka miliki.

Salah satu keberhasilan NIVEA adalah mendukung anak-anak korban gempa di Lombok pada Juli 2018 yang mengalami kerugian fisik dan mental. Aksi atasi trauma itu adalah inisiatif NIVEA dan melalui kampanye NIVEA #SentuhanIbu sebagai bentuk komitmen perusahaan, NIVEA ingin membantu meringankan beban mental dan psikososial para ibu, khususnya sebagai figur yang memiliki peran sentral dalam keluarga.

Lebih dari itu, program ini juga merupakan bagian dari kontribusi NIVEA dalam membantu pemerintah mewujudkan program Indonesia Tangguh Bencana. Marketing Manager Nivea Skin Care, Diana Riaya mengatakan bahwa NIVEA menyadari bahwa ibu adalah perempuan luar biasa yang akan melakukan apapun, dengan kemampuannya untuk merawat keluarga.

"Terapi berpasangan antara ibu dan anak dilakukan guna meningkatkan bonding dan empati yang menjadi salah satu faktor sukses dari program ini yang terbukti dapat meminimalisir gejala kecemasan dan stress. Secara umum mampu meningkatkan kesehatan mental para ibu dan anak yang terdampak bencana," ujar Diana.

Sekadar informasi, ada 168 ibu dan anak korban gempa di Lombok yang mengikuti program trauma healing ini. Hasil intervensi menunjukkan para ibu menjadi lebih menghargai hubungan antara ibu dan anak melalui komunikasi dan sentuhan.

Para ibu juga merasakan adanya penurunan tingkat kecemasan dan stress pada anak. Itu dibuktikan melalui mood sheet (kuesioner untuk mengukur suasana hati) yang diisi para ibu sebelum dan sesudah intervensi.

Terdapat pula peningkatan pada aspek bonding antara ibu dan anak. Secara umum, lebih dari 85 persen penerima program merasa lebih baik setelah mengikuti program NIVEA #SentuhanIbu.

 

(*)

Video Terkini